Ahad 03 Jan 2021 19:39 WIB

Kemendag Jamin Stok Kedelai Cukup untuk Tiga Bulan

Jika ada penyesuaian harga, Kemendag minta importir tak ambil kesempatan.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja membersihkan kedelai untuk pembuatan tahu (ilustrasi). Kementerian Perdagangan menjamin stok kedelai untuk tiga bulan ke depan.
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Pekerja membersihkan kedelai untuk pembuatan tahu (ilustrasi). Kementerian Perdagangan menjamin stok kedelai untuk tiga bulan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan kecukupan stok kedelai untuk kebutuhan industri tahu tempe secara nasional hingga tiga bulan mendatang. Nantinya harga kedelai akan disesuaikan pada tingkat perajin.

Baca Juga

Berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), saat ini stok kedelai nasional di gudang importir sekitar 450 ribu.

Sekjen Kemendag Suhanto mengakui kenaikan harga kedelai cukup signifikan. Ia mengatakan, saat ini penyesuaian harga kedelai masih mengikuti kenaikan harga kedelai dunia pada 2020 dari 11,82 dolar AS per bushels menjadi 11,92 dolar AS per bushles atau naik sembilan persen.

"Tapi kami sudah berkoordinasi dengan penyedia kedelai untuk menyiapkan bahan baku guna mencukupi kebutuhan kedelai dua bulan sampai tiga bulan mendatang," kata Suhanto ketika dihubungi Republika, Ahad (3/1).

Menurut Suhanto, Kemendag juga melakukan penyesuaian harga kedelai impor dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Per November 2020, harga kedelai impor tingkat perajin sebesar Rp 9.000 per kilogram menjadi Rp 9.300 sampai Rp 9.500 per kilogram pada Desember atau naik 3,33 persen.

Ia berharap barang tersedia di pasar, baik bahan baku maupun produknya. "Kami melakukan koordinasi baik importir maupun Kementan (yang bertanggung jawab produksi dalam negeri) harus juga didorong, agar petani semangat menanam," kata dia.

Suhanto mengakui saat ini kenaikan harga dikarenakan kenaikan permintaan konsumsi dari China, dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan Amerika Serikat seperti Los Angeles, Long Beach, dan Savannah.

Hal tersebut menghambat pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia. Di dalam negeri, kata Suhanto, distribusi tidak ada masalah, hanya tergantung masalah harga internasional.

Ke depan Kemendah berharap importir masih memiliki stok kedelai, sehingga dapat memasok secara kontinyu kepada anggota Gakoptindo dengan tidak menaikkan harga. "Jika ada penyesuaian harga kepada para perajin jangan mengambil kesempatan," ucap Suhanto.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut saat ini harga rata-rata nasional kedelai sebesar Rp 11.298 per kilogram per Desember 2020. Harga ini turun 0,37 persen dibanding November 2020, dan turun 8,54 persen dibanding Desember 2019.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement