REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Nancy Pelosi terpilih kembali sebagai ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) pada Ahad (3/1). Dia berhasil mendapatkan suara 216-209 untuk mendapatkan kembali jabatannya tersebut.

Pelosi berhasil memimpin lembaga tersebut setelah Partai Demokrat kehilangan 11 kursi dalam pemilihan November untuk mendapatkan mayoritas 222-212 kursi. Dalam pemilihan, sebanyak lima anggota Demokrat memilih untuk tidak mendukungnya.

Suara mayoritas Demokrat yang lebih kecil dan pandemi virus corona yang masih berkecamuk membuat pemilihan ulang sebagai ketua menjadi lebih sulit bagi Pelosi. Sebagai satu-satunya wanita yang pernah memegang pekerjaan itu, para pembangkang Demokrat yang memilih melawan Pelosi tanpa mempertaruhkan kemungkinan kemenangan bagi pemimpin Republik Kevin McCarthy.

"Ini bukan masalah pribadi. Itu tidak berbahaya. Itu hanya mewakili perasaan di distrik saya," kata Perwakilan Demokrat dari Michigan Elissa Slotkin yang menolak memilih Pelosi kembali memimpin House.

Nasib untuk kursi Senat masih menunggu hasil pemilihan di Georgia pada Selasa (5/1). Keseimbangan kekuasaan yang lebih sempit di kedua lembaga tersebut tahun ini juga dapat mendorong kaum moderat dari masing-masing partai untuk melenturkan otot politik mereka. Terlebih lagi ketika Donald Trump meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari dan Joe Biden yang mencalonkan diri sebagai seorang sentris menjabat posisi pemimpin pemerintahan.

Namun para pemimpin di House dan Senat berusaha untuk terdengar optimistis meskipun tantangan meningkat. "Dari perpecahan politik hingga pandemi mematikan hingga musuh di seluruh dunia, banyak rintangan di hadapan kita dan itu serius," kata Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell.

Pemimpin Mayoritas House, Steny Hoyer, berharap Kongres baru akan membalik halaman tentang divisi partisan. Dia ingin memulai babak baru kerja sama di antara Demokrat dan Republik.