Senin 04 Jan 2021 10:55 WIB

Pemberontak Afrika Tengah Masuk dan Menyerang Kota

Serangan ini terjadi satu hari sebelum hasil pemilihan presiden diumumkan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.
Foto: EPA/Legnan Koula
Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Pemberontak Republik Afrika Tengah menyerang dan menduduki sebagian kota tambang berlian. Empat orang sumber dari lembaga kemanusiaan dan keamanan mengatakan serangan ini terjadi satu hari sebelum hasil pemilihan presiden diumumkan.

Pada Senin (4/1), dalam pernyataannya Misi Perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah (MINUSCA) mengatakan setidaknya lima orang pemberontak tewas dan dua tentara terluka dalam bentrokan di Bangassou. Bangassou adalah kota yang terletak di dekat perbatasan dengan di Republik Demokratik Kongo.

Baca Juga

Pemberontak melancarkan serangan sejak bulan lalu setelah pengadilan konstitusional melarang pencalonan mantan Presiden Francois Bozize untuk menantang Presiden Faustin-Archange Touadera dalam pemilihan presiden. Pemerintah dan PBB yakni pemberontak itu didukung Bozize.

Partai Bozize membantah mantan presiden tersebut bekerja sama dengan pemberontak. Akan tetapi sejumlah anggota partai mengisyaratkan mereka bekerja sama dengan pemberontak.

Salah satu sumber mengatakan setelah pertempuran selama beberapa jam, pemberontak CPC masuk ke Bangassou pada Ahad (3/1) malam. Belum diketahui seluas apa wilayah yang mereka duduki di kota itu.

Dua orang sumber mengatakan tentara yang terluka dibawa ke pangkalan MINUSCA di Bangassou. Juru bicara tentara Republik Afrika Tengah tidak memiliki informasi mengenai situasi di kota itu sementara juru bicara MINUSCA belum dapat dimintai komentar.  

Dalam pernyataan sebelumnya, MINUSCA mengatakan pemberontak menyerang Bangassou pada Ahad pukul 05.30. Mereka melakukan intervensi dengan membantu pasukan setempat.

MINUSCA mengatakan pertempuran terhenti sekitar pukul 10.00 tapi situasi masih 'tegang'. Sabtu (2/1) lalu CPC juga menyerang kampung halaman Touadera yakni kota Damara yang terletak sekitar 80 kilometer dari ibu kota Bangui.

Ancaman dan serangan pemberontak membuat 14 persen lebih tempat pemungutan suara ditutup di hari pemilihan. Hasil penghitungan diperkirakan akan disampaikan pada Senin ini.

Republik Afrika Tengah didera gelombang kekacauan sejak pemberontak yang sebagian besar Muslim menggulingkan Bozize pada 2013 lalu. Kondisi tersebut memicu serangan balasan yang sebagian besar milisi Kristen.

Bozize dilarang maju dalam pemilihan presiden karena mendapatkan surat penangkapan. PBB juga memberlakukan sanksi karena ia dituduh memerintahkan pembunuhan selama menjabat sebagai presiden. Bozize membantah tuduhan tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement