REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) meminta publik untuk tidak berpolemik terkait temuan drone bawah laut di Laut Selayar, Sulawesi Selatan. Kemenhan menegaskan, akan menangani masalah tersebut bersama dengan Mabes TNI, khususnya TNI Angkatan Laut (AL).
"Kemenhan dan Mabes TNI, khususnya AL pasti akan menangani permasalahan tersebut," ujar Juru Bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam keterangan tertulis, Senin (4/1).
Dahnil menjelaskan, saat ini, TNI AL juga sudah menyatakan drone yang ditemukan tersebut merupakan sea glider yang biasa digunakan untuk survei data oseanografi. Lebih rincinya, pihak TNI AL melalui Pusat Hidrografi dan Oseanografi akan menyelidiki lebih lanjut drone tersebut.
"Menhan Prabowo Subianto berharap, rakyat Indonesia terus mendukung TNI bekerja keras untuk pertahanan Indonesia dan mari bersama memperkuat pertahanan rakyat semesta untuk memastikan NKRI yang lebih kuat," katanya.
Beberapa waktu lalu, seorang nelayan di Sulawesi menemukan drone bawah laut yang diduga milik China di perairan Selayar. UUV diangkat dari air oleh nelayan setempat pada 20 Desember lalu, tapi baru dilaporkan ke pihak berwenang enam hari kemudian.
Drone yang ditemukan tersebut memiliki panjang 225 cm dengan lebar sayap 50 cm dan antena sepanjang 93 cm. Awalnya, drone ini diserahkan ke polisi, tetapi sekarang telah disita oleh pihak TNI dan dipindahkan ke Pangkalan Angkatan Laut Utama keenam di Makassar untuk diperiksa.