Senin 04 Jan 2021 18:11 WIB

Harga Cabai Pengaruhi Inflasi di Lampung

Inflasi akhir 2020 di Lampung lebih rendah dibandingkan inflasi pada 2019 dan 2018.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang pedagang mensortir cabai merah keriting di pasar (ilustrasi). Harga cabai (merah dan rawit) yang tinggi memengaruhi inflasi di Lampung pada Desember 2020.
Foto: ANTARA/Aswaddy Hamid
Seorang pedagang mensortir cabai merah keriting di pasar (ilustrasi). Harga cabai (merah dan rawit) yang tinggi memengaruhi inflasi di Lampung pada Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Harga cabai (merah dan rawit) yang tinggi memengaruhi inflasi di Lampung pada Desember 2020 yang mencapai 0,66 persen. Cabai merah memberikan andil inflasi 0,31 persen, dan cabai rawit 0,13 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Faizal Anwar mengatakan, perkembangan harga berbagai komoditas di dua kota pemantauan (Bandar Lampung dan Metro) pada Desember 2020 secara umum mengalami pengingkatan. Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,66 (November 2020) menjadi 106,36 (Desember 2020).

Baca Juga

"Dengan kata lain, Lampung mengalami inflasi sebesar 0,66 persen," kata Faizal dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Senin (4/1). 

Dia mengatakan, 10 komoditas yang membentuk andil inflasi terbesar pada Desember 2020 yakni cabai merah 0,31 persen, cabai rawit 0,13 persen, telur ayam ras 0,09 persen, daging ayam ras 0,05 persen, beras 0,03 persen, mobil 0,03 persen, angkutan udara 0,02 persen, jeruk 0,02 persen, popok bayi sekali pakai (diapers) 0,01 persen, dan udang basah 0,01 persen.

Sedangkan untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil dalam pembentukan inflasi 0,65 persen. Kemudian transportasi 0,06 persen. Sebaliknya, ia melanjutkan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil dalam pembentukan deflasi sebesar 0,05 persen.

Sementara kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok kesehatan, rekreasi, olahraga dan budaya, pendidikan, penyediaan makanan dan minuman (restoran), perawatan pribadi dan jasa lainnya, tidak memberikan andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.

Faizal mengatakan, apabila dilihat inflasi gabungan dua kota di Lampung menurut perhitungan inflasi tahun kalender Desember 2020 sebesar 2,0 persen, dan inflasi year on year (yoy) 2,0 persen. Jika dirinci menurut kota, inflasi tahun kalender kota Metro 2,53 persen dan inflasi tahunan (yoy) kota Metro 2,53 persen. Sedangkan Kota Bandar Lampung inflasi tahun kalendernya 1,93 persen, dan inflasi tahunan (yoy) 1,93 persen.

Dia mengatakan, pada Desember 2020 terjadi inflasi 0,66 persen, lebih tinggi dibandingkan Desember 2019 dengan inflasi 0,46 persen. Pada Desember 2018 inflasi 0,31 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender Desember 2020 sebesar 2,0 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender Desember 2019 sebesar 3,44 persen, maupun inflasi tahun kalender Desember 2018 sebesar 2,73 persen.

Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun Desember 2020 terhadap Desember 2019 sebesar 2,0 persen, paling rendah dibandingkan inflasi tahun ke tahun Desember 2019 terhadap Desember 2018 sebesar 3,44 persen, maupun inflasi tahun ke tahun Desember 2018 terhadap Desember 2017 sebesar 2,73 persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement