REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Kejadian bencana di Kabupaten Kuningan mengalami peningkatan sepanjang 2020 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat pun diimbau untuk terus mewaspadai berbagai bencana seiring masuknya puncak musim hujan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, menyebutkan, sepanjang Januari - Desember 2020, tercatat ada 260 kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Kuningan.
"Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar Indra kepada Republika, Senin (4/1).
Pada 2019, jumlah kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Kuningan tercatat ada 192 kejadian. Sedangkan pada 2018 dan 2017, masing-masing tercatat 257 kejadian dan 234 kejadian.
Indra merinci, dari 260 kejadian bencana yang terjadi sepanjang 2020 di Kabupaten Kuningan itu, sebagian besar berupa tanah longsor yang mencapai 158 kejadian. Setelah itu, bencana angin kencang sebanyak 24 kali kejadian dan rumah ambruk 21 kejadian.
Adapula bencana gerakan tanah 15 kejadian, banjir 15 kejadian, kebakaran rumah 14 kejadian, kebakaran hutan/lahan enam kejadian, tanah amblas dua kejadian, gempa bumi dua kejadian, abrasi satu kejadian, sambaran petir satu kejadian dan kekeringan satu kejadian.
"Seluruh kejadian bencana itu tersebar di 132 desa di 30 kecamatan di Kabupaten Kuningan," ujar Indra.
Di antara kecamatan-kecamatan itu, kejadian bencana paling banyak terjadi di Kecamatan Ciniru dan Hantara, masing-masing 26 kali kejadian bencana. Setelah itu, Kecamatan Ciwaru 24 kejadian bencana, serta Kecamatan Selajambe dan Subang masing-masing 17 kali kejadian bencana.
Namun, adapula wilayah di Kabupaten Kuningan yang tidak mengalami bencana sepanjang 2020. Dari 32 kecamatan se-Kabupaten Kuningan, tercatat ada dua kecamatan yang tidak terkena bencana, yakni Kecamatan Cipicung dan Cigandamekar.
"Tidak ada korban meninggal akibat bencana yang terjadi sepanjang 2020," kata Indra.