Senin 04 Jan 2021 19:25 WIB

Jerman Beri Pelatihan Imam Hindari Potensi Ekstremisme

90 persen imam di Jerman berasal dari luar negeri.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Jerman Beri Pelatihan Imam Hindari Potensi Ekstremisme. Masjid Sehitlik di kota Berlin
Foto: /www.webmastergrade.com
Jerman Beri Pelatihan Imam Hindari Potensi Ekstremisme. Masjid Sehitlik di kota Berlin

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dalam beberapa bulan terakhir sekaligus untuk pertama kalinya, salah satu masjid terbesar di Ibu Kota Berlin, Jerman, Masjid Sehitlik, memiliki seorang imam yang dapat berbicara bahasa Jerman. 

Meski demikian, imam tersebut berasal dari Turki, seperti pada umumnya imam di negara ini. Imam di Jerman direkrut dari negara lain karena belum ada cara melatih profesi ini di sana. 

Baca Juga

Tetapi, dalam waktu dekat hal tersebut akan berubah. Dilansir The Telegraph, pada April mendatang, Universitas Osnabruck akan membuka kursus pelatihan imam pertama di Jerman. 

Rauf Ceylan, seorang cendekiawan Islam terkemuka dan salah satu pendiri proyek pelatihan, mengatakan itu menjadi langkah penting dalam memerangi ekstremisme. Menurutnya, selama ini 90 persen imam di Jerman masih berasal dari luar negeri.

Mereka tidak bisa berbahasa Jerman atau bahkan mengenal budayanya. “Sebanyak 90 persen imam di Jerman masih berasal dari luar negeri dan tidak bisa berbahasa Jerman, serta budaya Jerman asing bagi mereka. Kaum muda Muslim menginginkan imam yang bisa berbahasa Jerman,” ujar Ceylan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement