REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dalam beberapa bulan terakhir sekaligus untuk pertama kalinya, salah satu masjid terbesar di Ibu Kota Berlin, Jerman, Masjid Sehitlik, memiliki seorang imam yang dapat berbicara bahasa Jerman.
Meski demikian, imam tersebut berasal dari Turki, seperti pada umumnya imam di negara ini. Imam di Jerman direkrut dari negara lain karena belum ada cara melatih profesi ini di sana.
Tetapi, dalam waktu dekat hal tersebut akan berubah. Dilansir The Telegraph, pada April mendatang, Universitas Osnabruck akan membuka kursus pelatihan imam pertama di Jerman.
Rauf Ceylan, seorang cendekiawan Islam terkemuka dan salah satu pendiri proyek pelatihan, mengatakan itu menjadi langkah penting dalam memerangi ekstremisme. Menurutnya, selama ini 90 persen imam di Jerman masih berasal dari luar negeri.
Mereka tidak bisa berbahasa Jerman atau bahkan mengenal budayanya. “Sebanyak 90 persen imam di Jerman masih berasal dari luar negeri dan tidak bisa berbahasa Jerman, serta budaya Jerman asing bagi mereka. Kaum muda Muslim menginginkan imam yang bisa berbahasa Jerman,” ujar Ceylan.