Senin 04 Jan 2021 19:40 WIB

Thailand akan Menerima 200 Ribu Vaksin Covid-19 Sinovac

Thailand juga memiliki kapasitas untuk memproduksi 200 juta dosis vaksin AstraZeneca

Red: Nur Aini
 Pekerja migran berbaris sebelum dites COVID-19 di pasar baru di Bangkok, Thailand, 21 Desember 2020. Pejabat Bangkok dan petugas kesehatan mempercepat penyelidikan ke sekitar 56 pasar baru yang berisiko penularan COVID-19 di Bangkok, setelah COVID-19 breakout di pasar grosir udang di Samut Sakhon. Lebih dari 800 pekerja migran dan orang Thailand di Samut Sakhon dan lima provinsi tetangga dilaporkan terinfeksi penyakit coronavirus (COVID-19), Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengkonfirmasi pada 21 Desember.
Foto: EPA-EFE/NARONG SANGNAK
Pekerja migran berbaris sebelum dites COVID-19 di pasar baru di Bangkok, Thailand, 21 Desember 2020. Pejabat Bangkok dan petugas kesehatan mempercepat penyelidikan ke sekitar 56 pasar baru yang berisiko penularan COVID-19 di Bangkok, setelah COVID-19 breakout di pasar grosir udang di Samut Sakhon. Lebih dari 800 pekerja migran dan orang Thailand di Samut Sakhon dan lima provinsi tetangga dilaporkan terinfeksi penyakit coronavirus (COVID-19), Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengkonfirmasi pada 21 Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand akan menerima 200 ribu vaksin Covid-19 pertamanya pada Februari dari Sinovac Biotech China. Negara itu juga akan memiliki kapasitas untuk memproduksi 200 juta dosis vaksin AstraZeneca secara lokal per tahun.

Thailand, yang bertujuan untuk menginokulasi sedikitnya setengah dari 70 juta penduduknya, harus menerima pengiriman 200 ribu dosis vaksin Sinovac pada Februari, ujar Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha pada Senin (4/1). Negara itu telah memesan total dua juta dosis vaksin dari Sinovac.

Baca Juga

"Saya telah memberikan arahan mengenai vaksin dan berharap dalam 1-2 bulan kami akan menerima lot pertama untuk profesional medis untuk sekitar 200 ribu dosis," kata Prayuth, dalam sebuah cuitan Twitter yang diunggah oleh kantornya.

Negara Asia Tenggara itu melaporkan peningkatan infeksi harian terbesar dengan 745 kasus pada Senin. Prayuth mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah guna membatasi penyebaran dan menghindari perlunya penguncian nasional yang ketat.

Selain itu, sebanyak 800 ribu dosis vaksin Sinovac lainnya akan tiba pada Maret, dan satu juta dosis tambahan tiba pada April.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement