Senin 04 Jan 2021 21:07 WIB

Kemendag Minta Bursa Komoditi Kembangkan Blockchain

Saat ini pemerintah berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan perdagangan

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Blockchain, (ilustrasi)
Foto: Tech Explore
Blockchain, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta seluruh pemangku kepentingan dalam perdagangan, seperti bursa komoditi dan derivatif Indonesia (ICDX) untuk mengembangkan sistem perdagangan digital guna meningkatkan perekonomian negara. Saat ini pemerintah berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan perdagangan guna memberi nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan pihaknya fokus untuk mengembangkan perdagangan secara digital. Perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang kian deras membuat sistem perdagangan digital menjadi amat penting untuk kemajuan perekonomian.

Baca Juga

"Salah satu bentuk komitmen tersebut, tercapainya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) pada 2020 lalu," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (4/1).

Jerry mencontohkan fenomena blockchain yang saat ini tengah populer dapat menjadi instrumen perdagangan yang baik apabila dikembangkan secara optimal. Maka itu, ia meminta para pemangku kepentingan terkait, seperti ICDX untuk turut terlibat dalam pengembangan tersebut.

“Kementerian Perdagangan, melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dapat turut membantu proses ini sebagai fasilitator,” katanya.

Adapun ICDX berhasil membukukan catatan positif untuk perdagangan multilateral pada 2020 dengan nilai transaksi mencapai Rp 18 triliun.

Sementara CEO ICDX Lamon Rutten menambahkan pertumbuhan signifikan ini menunjukkan berkembangnya minat para investor terhadap produk berjangka komoditi khususnya produk multilateral. "Sebaliknya, investor justru melihat peluang investasi pada perdagangan produk-produk multilateral ICDX,” katanya.

Sebagai kontrak spot multilateral forex pertama di Asia Tenggara, GOFX (Gold, Oil, Forex) telah mengalami pertumbuhan volume yang fantastis sejak diperkenalkan kepada publik pada 2018 atau tumbuh 1.991 persen pada 2020. Rata-rata kenaikan volume transaksi mencapai sekitar 900 persen setiap tahunnya.

"Secara keseluruhan, transaksi GOFX turut berkontribusi secara signifikan dalam pertumbuhan volume transaksi multilateral bursa ICDX," ucapnya.

Mendukung pertumbuhan tersebut, ICDX juga telah meluncurkan enam kontrak derivatif baru pada 2020, yakni kontrak berjangka minyak mentah berbasis dolar AS, kontrak spot emas berbasis rupiah, dan beberapa kontrak spot cross rate valuta asing.

Menyambut 2021, ICDX menargetkan adanya peningkatan yang signifikan melalui pengembangan berbagai kontrak derivatif multilateral baru pada 2021, serta program edukasi dan literasi untuk berbagai kalangan, terutama generasi muda yang tertarik dengan pasar finansial.

"ICDX juga akan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai partner dalam mengembangkan industri perdagangan berjangka komoditi Indonesia," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement