Selasa 05 Jan 2021 05:49 WIB

Studi: Kekebalan Terhadap Covid-19 Bertahan Enam Bulan

Mantan pasien Covid-19 kemungkinan bisa terinfeksi kembali.

Rep: Mabruroh/ Red: Nora Azizah
Foto: Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Foto: Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah penelitian dari Newcastle University dan Newcastle-Upon-Tyne Hospitals menyebutkan, kekebalan terhadap Covid-19 hanya akan bertahan selama enam bulan setelah dinyatakan pulih. Artinya, mantan pasien Covid-19 memiliki kemungkinan terinfeksi kembali oleh virus yang sama.

Studi dilakukan terhadap lebih dari 11 ribu petugas layanan kesehatan di Kota Newcastle, Inggris. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada orang yang terinfeksi Covid-19 kembali setelah beberapa bulan kemudian. Hal ini menunjukkan, kekebalan pascainfeksi berlangsung setidaknya setengah tahun.

Baca Juga

"Infeksi tampaknya menghasilkan perlindungan terhadap infeksi gejala pada orang dewasa usia kerja, setidaknya dalam jangka pendek," kata tim peneliti menyimpulkan, dilansir dari Arab News, Selasa (5/1)

Infeksi ulang cepat dengan Covid-19 setelah pemulihan telah dicatat, meskipun jarang terjadi. Penelitian sebelumnya menemukan contoh, orang dites positif dengan cepat setelah pemulihan dan bahkan ada laporan yang lebih jarang lagi bahwa beberapa orang meninggal setelah terinfeksi ulang.

Namun, laporan tersebut masih harus dipelajari lebih dalam dan studi Newcastle menunjukkan bahwa kasus seperti ini sangat jarang. Ini memberikan keyakinan, kebanyakan orang yang sembuh dari penyakit akan diberikan perlindungan beberapa tingkat pada bulan-bulan berikutnya. 

Studi peer-review juga melakukan pengujian awal untuk kasus asimtomatik dan menemukan hasil serupa yang menunjukkan kekebalan yang kuat dalam beberapa bulan setelah infeksi. Namun, karena keterbatasan penelitian, para peneliti mendesak agar mantan pasien Covid-19 tetap harus berhati-hati karena bisa saja terinfeksi kembali meskipun tanpa gejala.

Saat ini, belum ada penelitian yang jelas tentang apakah kasus tanpa gejala ini dapat menimbulkan risiko infeksi pada orang lain atau tidak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement