Selasa 05 Jan 2021 05:58 WIB

Cara Rasulullah Bersiwak

Rasulullah menempatkan ujung siwaknya pada ujung lidahnya sembari mengucapkan 'Aa'

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Rasulullah
Foto: Pixabay
Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah sebaik-baik manusia yang patut ditiru segala perbuatannya. Begitupun kebiasaan Rasulullah bersiwak menjadi perbuatan yang bernilai pahala sunnah bagi umatnya. Dalam tulisan sebelumnya yakni dalam hadits nomor 2 di kitab Sunan Nasai dijelaskan bahwa Rasulullah ketika akan melaksanakan sholat malam maka akan bersiwak terlebih dulu.

Lalu bagaimana cara Rasulullah bersiwak? Di dalam hadits nomor 3 di kitab Sunan Nasai dijelaskan ketika Rasulullah bersiwak maka Rasulullah akan menempatkan ujung siwaknya pada ujung lidahnya sembari mengucapkan 'Aa. Berikut redaksi haditsnya.

أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ أَخْبَرَنَا غَيْلَانُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ دَخَلْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَسْتَنُّ وَطَرَفُ السِّوَاكِ عَلَى لِسَانِهِ وَهُوَ يَقُولُ عَأْ عَأْ

Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Abdah dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid berkata; telah mengabarkan kepada kami Ghalan bin Jarir dari Abu Burdah dari Abu Musa dia berkata, "Saya menemui Rasulullah , sedang beliau sedang bersiwak, dan ujung siwak berada di ujung lidahnya beliau mengucapkan; Aa', Aa'.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement