REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Pertanian menyatakan ingin menaikkan produktivitas kedelai lokal agar bisa digunakan oleh industri makanan seperti pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Saat ini, rata-rata produktivitas hanya sekitar 1,5 ton per hektare (ha).
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi, mengatakan, rata-rata produktivitas harus ditingkatkan menjadi 2 ton per ha. "Kita harus bekerja sama dengan Badan Litbang Pertanian untuk meningkatkan produktivitas melalui riset benih unggul dan teknologi budidaya," kata Suwandi dalam Siaran Pers Kementan, Senin (4/1).
Suwandi mengatakan, khusus untuk jangka pendek tahun ini, pihaknya akan menggelontorkan bantuan pengembangan kedelai kepada provinsi yang bisa ditanami kedelai. Yakni untuk Provinsi Sulawesi Utara seluas 9.000 ha, Sulawesi Barat 30.000 ha, dan Sulawesi Selatan 9.000 ha.
Selain itu, pihaknya akan membangun kemitraan hilirisasi dan pasar industri tahu tempe dengan petani di Jawa Tengah untuk wilayah tanam seluas 15 ribu ha, Jawa Barat 15 ribu ha, Jawa Timur 15 ribu ha, serta NTB 4.000 ha. Kemitraan itu akan didukung dengan Kredit Usahar Rakyat (KUR) serta akses pasar kepada perusahaan penyerap.
Ia mengatakan, percepatan budidaya kedelai melalui klaster-klaster itu akan dilakukan pada tahun ini. "Perlu juga pengendalian impor melalui kebijakan dari non lartas menjadi lartas dan mewajibkan setiap importir kedelai bermitra dengan petani sekaligus menyerap produksi kedelai lokal dengan harga yang ditetapkan," katanya.