REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai sulit menyatakan penggunaan seaglider bukan sesuatu yang disengaja dan direncanakan. Dia berpendapat, perangkat tersebut digunakan untuk tujuan yang buruk.
"Sulit untuk mengatakan bahwa penggunaan seaglider itu bukan sesuatu yang disengaja bahkan direncanakan," ujar Fahmi lewat pesan singkat, Selasa (5/1).
Dia mengatakan, lokasi penemuan perangkat tersebut berada di kawasan perairan teritorial Indonesia, yakni di laut Selayar, Sulawesi Selatan. Sementara dari Indonesia, tidak ada klaim memiliki perangkat tersebut.
"Siapapun pemiliknya, menurut saya perangkat tersebut telah digunakan untuk tujuan-tujuan yang buruk, berpotensi merugikan kepentingan nasional dan mengancam kedaulatan kita," kata dia.