REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand mengonfirmasi 527 kasus baru Covid-19 pada Selasa (5/1). Negara itu meningkatkan pembatasan sosial di lima provinsi yang dianggap berisiko tinggi dalam upaya mengekang penyebaran virus Corona baru.
"Kasus-kasus baru Covid-19 itu termasuk 439 kasus dari klaster sekelompok pekerja migran yang diketahui di provinsi barat daya Samut Sakhon dekat Bangkok, Taweesin Wisanuyothin," kata juru bicara satuan tugas Covid-19 Thailand pada suatu konferensi pers.
Untuk itu, kata ia, pembatasan sosial akan ditingkatkan di Samut Sakhon dan empat provinsi lainnya.
Thailand telah melaporkan total 8.966 kasus Covid-19 sejak awal tahun lalu. Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha pada Senin mendesak masyarakat untuk tetap tinggal di rumah guna membantu menahan wabah virus Corona dan menghindari pemberlakuan penguncian yang ketat.
Pemerintah Thailand telah mengumumkan 28 provinsi, termasuk Bangkok, sebagai zona berisiko tinggi Covid-19. Ia meminta warga untuk bekerja dari rumah dan menghindari berkumpul atau bepergian ke luar provinsi mereka.
Pengumuman itu disampaikan setelah angka kasus Covid-19 meningkat setelah wabah pertama kali terdeteksi bulan lalu di pasar makanan laut dekat Bangkok.
Perdana Menteri Prayuth mengatakan bahwa pemerintah memperhatikan potensi kerusakan ekonomi dari tindakan pembatasan yang ketat. "Kami tidak ingin mengunci seluruh negeri karena kami tahu apa masalahnya, oleh karena itu bisakah kalian semua 'mengunci diri'?," kata Prayuth kepada wartawan.
"Hal ini kembali ke masing-masing orang, kalau kita tidak mau tertular maka tinggal di rumah selama 14 sampai 15 hari, kalau semua berpikir seperti ini maka semuanya akan aman, mudah untuk melakukan pelacakan," ujar Prayuth.