REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sastrawan Uruguay ikut mengecam Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) yang memberi sanksi kepada Edinson Cavani terkait kata 'negrito'. Striker Manchester United itu terkena sanksi larangan tiga pertandingan dan denda 100 ribu pound.
Kasus Cavani berawal ketika dirinya membalas temannya di Instagram dengan tulisan "gracias, negrito" atau "terima kasih negrito". Kata 'negrito' di Inggris dianggap rasis karena dianggap merujuk kepada kata negro.
Di Uruguay, kata negrito sebaliknya memiliki konotasi positif. Negrito merupakan istilah sayang bagi komunitas Afro Uruguay di Amerika Selatan dan Karibia. Dan, Cavani dinilai hanya menggunakan ungkapan umum di Amerika Latin untuk menyapa orang yang dicintainya atau teman dekat dengan mesra.
Federasi Sepak Bola Uruguay tidak tinggal diam. Mereka merujuk komentar yang dibuat Akademi Sastra Uruguay yang juga mengecam sanksi tersebut.
Menurut Akademi Sastra Uruguay, sanksi FA menandakan kurangnya pengetahuan terhadap budaya dan bahasa di sepak bola Inggris. "Aturan pertama untuk melawan rasisme adalah menghormati cara hidup dan budaya yang berbeda,'' sebut bunyi pernyataan Federasi Sepak Bola Uruguay, seperti dilansir dari ESPN, Selasa (5/1).
Federasi Sepak Bola Uruguay meminta FA segera membatalkan sanksi yang dijatuhkan pada Edinson Cavani. FA juga harus mengembalikan nama baik dan kehormatan Cavani di dunia yang telah dinodai secara tidak adil.
''Cavani sebagai orang yang berkarakter dan memiliki etika. Cavani berkepala dingin, baik hati, dan berjiwa mulia. Karena itu, keputusan FA layak mendapatkan penolakan karena tak mempertimbangkan konteks budaya maupun bahasa Spanyol,'' sebutnya.