Rabu 06 Jan 2021 04:13 WIB

Kadin Dorong Penggunaan Benih Lokal Urai Masalah Kedelai

Indonesia masih tergantung pada kedelai impor.

Petani kedelai tengah memanen hasil tanamannya.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petani kedelai tengah memanen hasil tanamannya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mendorong petani menggunakan benih lokal, untuk mengurai masalah tingginya harga kedelai dalam beberapa pekan terakhir, sehingga tidak lagi ketergantungan dengan impor.

Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Selasa (5/1) mengakui saat ini sudah ada perusahaan lokal yang mengembangkan benih kedelai kualitas unggul dengan produktivitas yang cukup tinggi di Jember, Jatim, yaitu PT Taro Tama Nusantara (PT TTN).

Baca Juga

"Kedelai ini kan tanaman tropis, sehingga produktivitasnya rendah jika ditanam di Indonesia. Jika di Amerika produktivitas tanaman kedelai bisa mencapai 5 ton per hektare, maka di Indonesia produktivitasnya hanya mencapai 1,3 ton hingga 1,5 ton per hektare. Dengan rekayasa pembenihan, maka produktivitas benih kedelai yang dihasilkan oleh PT TTN ini bisa mencapai 3 ton hingga 3,2 ton per hektare," kata Adik, kepada wartawan.

Selain produktivitas cukup tinggi, kualitas kedelai dari benih kedelai PT TTN juga cukup bagus dan sesuai dengan yang diharapkan oleh pengrajin tempe, bijinya besar dan rata serta kulit ari mudah terkelupas.

Adik mengaku sangat antusias dan memberi dukung penuh kepada industri benih kedelai lokal yang berhasil mengembangkan benih kedelai kualitas unggul tersebut.

Karena, dengan menggerakkan kembali petani kedelai lokal akan mampu mengurai persoalan fluktuasi harga kedelai impor yang berdampak luas kepada pengrajin tahu dan tempe dalam negeri.

"Ini harus dapat dukungan penuh. Kami juga berupaya menjembatani dengan pemerintah agar budi daya kedelai lokal kualitas unggul ini bisa disebarluaskan ke petani sehingga harapan swasembada kedelai nasional bisa tercapai," tuturnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement