REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memutuskan untuk menunda rencana pembelajaran tatap muka di sekolah, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Sebab, kondisi Kota Bogor berkaitan dengan Covid-19 saat ini belum memungkinkan.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjelaskan, ada tiga faktor utama yang menjadi indikator dibukanya pembelajaran tatap muka di sekolah. Pertama, yakni siapnya protokol kesehatan di sekolah-sekolah.
Kedua, lanjut Bima Arya, adanya persetujuan dari orangtua dan komite sekolah. Serta yang ketiga, yakni situasi Covid-19 di Kota Bogor yang sudah terkendali.
“Saat ini setelah dilakukan kajian, dilakukan survey, tiga hal tadi tidak terpenuhi. Sebagian besar sekolah ini masih belum siap, baik protokol kesehatannya maupun dukungan dari orang tuanya,” kata Bima Arya, Selasa (5/1).
Bima Arya mengatakan, keputusan tersebut dibuat bersama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Kantor Cabang Dinas (KCD) Provinsi, Kantor Kementerian Agama, serta mendapatkan masukan dari Dewan Pendidikan.
“Saya mengambil keputusan bahwa pembelajaran tatap muka belum dapat di laksanakan dan hanya bisa dilaksanakan ketika tiga faktor tadi sudah terpenuhi,” tegasnya.
Apalagi, lanjutnya, secara umum tren Covid-19 di Kota Bogor saat ini sedang naik. Seiring dengan tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sudah tinggi.