REPUBLIKA.CO.ID, SONTHEIM – Masjid Fatih di Jerman pada awal tahun baru kembali diserang untuk kedua kalinya di kota barat daya Baden-Wurttemberg. Peristiwa ini menyebabkan kerusakan material pada tempat ibadah.
Anadolu melaporkan, Ketua Yayasan Masjid, Ali Ozdemir mengatakan, masjid Fatih di kota Sontheim diserang pada dini hari Jumat (1/1) oleh penyerang tak dikenal. Masjid tersebut dijalankan oleh kelompok Muslim Turki, DITIB.
"Dalam dua pekan terakhir, ini adalah serangan kedua di masjid kami," kata Ozdemir, dilansir dari laman Abna24 pada Senin (4/1).
Dia menekankan, insiden anti-Muslim telah menimbulkan keprihatinan baru di antara anggota komunitas masjid dan yayasannya.
Ozdemir mengatakan, informasi tentang serangan itu dilaporkan kepada otoritas polisi yang melakukan penyelidikan terhadapnya. Dia mengatakan, dalam tindakan vandalisme sebelumnya terhadap pusat ibadah, sebuah salib dilukis di dinding dalam masjid.
Hal ini terjadi setelah jaksa Jerman mendakwa 12 warga asli Jerman pada November lalu, karena menyusun skema, yang didanai dengan baik untuk melakukan serangan bersenjata terhadap masjid di negara Eropa. Ini dilakukan dengan maksud membunuh atau melukai sebanyak mungkin Muslim.
"Mereka bertujuan melalui serangan terhadap masjid dan pembunuhan serta melukai sebanyak mungkin Muslim untuk menciptakan kondisi seperti perang saudara," kata jaksa dalam pernyataan publik pada saat itu.
Mereka mengidentifikasi tersangka dengan 11 anggota geng dan satu kaki tangan. Semuanya merupakan warga negara Jerman antara usia 31 dan 61 tahun.
Jaksa menambahkan, mereka telah bertemu secara teratur untuk merencanakan serangan teror dengan semua, kecuali satu berjanji untuk menyumbang ribuan euro menuju skema 50 ribu euro untuk membiayai pembelian senjata untuk komplotan tersebut.
Pihak berwenang selanjutnya mencatat, jumlah uang tunai dalam kisaran empat digit tengah telah ditemukan di rumah para tersangka.
Adapun sejumlah peristiwa itu terjadi ketika Jerman baru-baru ini menyaksikan gelombang serangan oleh elemen sayap kanan yang menargetkan minoritas dan pengungsi di seluruh negeri. Keberadaan simpatisan sayap kanan juga terungkap di kalangan polisi dan militer Jerman.
Di samping itu, anggota yang disebut National Socialist Underground di negara itu dihukum pada 2018, karena pembunuhan etnis Turki selama satu dekade, yang sebagian besar adalah Muslim.
Sumber: https://en.abna24.com/news//german-mosque-attacked-for-second-time-in-two-weeks_1102191.html