REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kini memiliki tracking atau selasar jelajah mangrove sepanjang sekitar 1,5 kilometer. Selasar jelajah ini berpotensi menjadi objek wisata di daerah tersebut.
"Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut memberikan bantuan paket stimulus berupa pembangunan selasar tracking mangrove di Kabupaten Gresik, " kata Sekretaris Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Hendra Yusran Siry dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (5/1).
Selain tracking tersebut, dalam paket stimulus itu juga diberikan pembangunan fasilitas umum. Misalnya, toilet serta amphitheater, tempat sampah, papan informasi dan pengurukan area komunitas nelayan dan pembuatan ikon berbentuk ornamen yang merepresentasikan akar pensil Avvicennia sp.
Ia mengungkapkan total bantuan yang disalurkan kepada pihak BUMDes Tirta Wening selaku penerima bantuan sebesar Rp 956,97 juta. Dari pembangunan itu, ujar dia, total tracking mangrove di Desa Banyuurip saat ini bertambah menjadi 1,5 km panjangnya.
Hendra Yusran Siry mengatakan pembangunan tracking mangrove merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya Rehabilitasi Kawasan Mangrove.
"Pada tahun 2020, untuk memulihkan ekonomi dan ekosistem pesisir, KKP menyalurkan bantuan sarana/prasarana pusat restorasi dan pengembangan ekosistem pesisir," ujar Hendra.