Rabu 06 Jan 2021 03:40 WIB

Korsel-Iran Setuju Solusi Diplomatik Soal Penyitaan Tanker

Korsel dan iran setujui solusi diplomatik menyelesaikan penyitaan tanker Hankuk Chemi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Christiyaningsih
Kapal tanker Korsel Hankuk Chemi dikawal kapal milik Garda Revolusi Iran, Senin (4/1).
Foto: EPA
Kapal tanker Korsel Hankuk Chemi dikawal kapal milik Garda Revolusi Iran, Senin (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) dan Iran akhirnya sepakat menuju solusi diplomatik untuk penyitaan sebuah kapal tanker minyak Korea di Selat Hormuz pekan ini. Dilaporkan, kapal ini ditahan karena karena polusi kimia.

Ketegangan antara kedua negara ini tampaknya meningkat setelah kapal MT Hankuk Chemi disita Senin (4/1) oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang dilaporkan akibat tuduhan polusi kimia. Namun, operator kapal membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga

Kapal ini membawa lima warga Korsel, 11 warga Myanmar, dua warga Indonesia, dan dua warga Vietnam yang sedang melakukan perjalanan dari Arab Saudi ke Uni Emirat Arab. Pejabat Iran mengatakan bahwa mereka tetap aman.

Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Korsel urusan Afrika dan Timur Tengah Koh Kyung-sok bertemu dengan Duta Besar Iran Saeed Badamchi Shabestari pada hari sebelumnya untuk membahas masalah ini. Dia mengungkapkan penyesalannya dan menyerukan pembebasan kapal dan awaknya.

Kedua belah pihak masih berbagi pemahaman bahwa masalah tersebut harus diselesaikan secara diplomatis. "Itulah yang kami sepakati dengan duta besar Iran selama pertemuan itu," kata pejabat itu tanpa menyebut nama seperti dikutip dari laman Yonhap, Selasa (5/1).

Korsel berencana mengirimkan delegasi ke Iran untuk negosiasi pembebasan kapal tanker minyak Korea yang disita para pelautnya.

Penyitaan itu terjadi di tengah ketegangan antara Seoul dan Teheran atas aset aset keuangan Iran yang dibekukan di bawah sanksi Amerika Serikat (AS).

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri mengonfirmasi kedua negara dan AS telah melakukan pembicaraan tentang penggunaan uang Iran yang dibekukan di bank-bank Korea Selatan karena sanksi AS untuk membeli vaksin Covid-19 dari program pengadaan vaksinasi global.

Teheran dilaporkan telah mengajukan proposal ke Seoul mengenai ide tersebut sebagai cara untuk menyelesaikan masalah atas uang yang dibekukan karena telah berusaha untuk mendapatkan vaksin Covid-19 melalui fasilitas COVAX.

"Kami menerima persetujuan khusus dari Departemen Keuangan AS untuk ini dan berencana untuk membayar (vaksin) melalui fasilitas COVAX," kata pejabat Seoul itu.

Pejabat itu menambahkan Iran belum membuat keputusan karena kekhawatiran masalah mungkin timbul dari proses pengiriman uang untuk menukarnya atau konversi yaitu dengan membeli vaksin. Aset Iran sekitar tujuh miliar dolar AS masih dibekukan di bank-bank Korea Selatan setelah AS memperketat sanksi terhadap Iran.

Pada April tahun lalu, Korsel memperoleh pembebasan sanksi dari Amerika Serikat (AS) untuk ekspor barang kemanusiaan ke Iran. Menjelang pertemuan tersebut, duta besar mengatakan para pelaut tetap aman tapi menolak menjelaskan lebih lanjut.

"Semuanya aman. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan (mengenai kesehatan mereka)," ujarnya saat didekati wartawan.

Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha mengatakan Seoul sedang melakukan segala upaya untuk cepat melepas kapal dan awaknya. Seoul juga mencoba mencari tahu situasinya dan mengecek keselamatan orang-orang di atas kapal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement