REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Prof Amany Lubis yang saat ini menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, merupakan salah satu ulama perempuan Indonesia yang banyak berkiprah di dunia Internasional.
Sepak terjangnya di dunia internasional sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini sudah berkeliling ke lima benua untuk menyampaikan dakwah Islam.
Prof Amany mampu menguasai berbagai bahasa, Bahasa Arab, Inggris, Prancis, Turki dan beberapa bahasa lainnya. Dengan kemampuannya itu, Prof Amany memiliki modal untuk berdialog dengan Muslimah di berbagai belahan dunia dalam konferensi maupun seminar.
“Itu menajadi modal, sehingga keliling lima Benua alhamdulillah itu tidak masalah bagi saya. Dan saya membawa sosok Muslimah Indonesia ke dunia internasional yang membuat banyak orang kagum dengan suasana Indonesia yang moderasi beragamanya sangat tangguh,” ujar Prof Amany, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.
Masa pendidikannya dia tempuh di salah satu SD di kawasan Ciputat dan SMP di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun, sebelum lulus SMP dia harus mengikuti orang tuanya ke Mesir. Di sanalah dia menempuh pendidikan mulai dari SMP, SMA, hingga menjadi lulusan sarjana terbaik di Universitas Al Azhar pada 1998.
Tidak mudah untuk menjadi lulusan terbaik Al Azhar Mesir. Namun, karena sangat tekun dan fokus belajar di Fakultas Bahasa-Bahasa dan Terjemah Langsung (Arab-Inggris), Prof Amany mampu meraih prestasi tersebut.
“Saya biasa tekun, fokus, dan serius mendidik diri dengan keras. Dan kebetulan saya tidak suka hura-hura, sampai dulu di Mesir gak sempat jalan-jalan,” ucapnya.
Setelah lulus dari Al-Azhar, dia kembali ke Indonesia dan aktif berdakwah di masyarakat. Kemudian, dia juga mengambil progam S2 dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga menjadi dosen di sana. Di samping itu, Prof Amany juga terus berkiprah di berbagai ormas dan forum-forum internasional.
“Alhamdulullah saya juga menjadi anggota organisasi internasional, seperti di Bangkok, di Den Haag, ataupun di Mesir, dan juga di Emirat. Saya sekarang menjadi mufti di Emirat itu karena agama Islam di Indonesia yang moderat,” katanya
Prof Amany bisa menjadi seperti sekarang ini juga tidak lepas dari peran kedua orang tuanya. Menurut dia, kedua orang tuanya memang mendidik anak-anaknya secara serius dan selalu mengajarkan dan mempaktikkan prinsip-prinsip agama Islam.
“Misalnya ketika masih muda, ayah sangat tegas, tidak ada pergaulan yang permisif antara lelaki dan perempuan, kita dulu gak boleh kemana-mana yang sifatnya hura-hura. Sejak kecil kita sudah ditanamkan seperti itu,” jelas Prof Amany.
Dalam kesempatan wawacara ini, Prof Amany kebetulan sedang berulang tahun. Dia lahir di Kairo pada 22 Desember 1963. Pada hari ulang tahunnya ini dia pun meluncurkan tiga buku sekaligus. Tiga karya terbarunya itu berjudul “Perempuan dan Islam di Indonesia”, “Perempuan Bicara: Dari Dakwah Hingga Sosial-Politik”, dan bukunya yang ditulis dalam bahasa Arab.