Setelah generasi milenial, muncul generasi z. Generasi anak muda yang lahir pada rentang tahun 1995 sampai 2010 (10-25 tahun).
Generasi setelah milenial ini disebut-sebut generasi paling boros. Itu karena sebagian Gen Z sudah bekerja dan memiliki penghasilan.
Keuangan mereka sangat rentan terkena ‘krisis’ akibat gaya hidup konsumtif maupun pengelolaan yang salah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan Generasi Z, khususnya akan berimbas pada kondisi keuangan mereka di masa depan.
Berikut hal yang ditakuti Generasi Z terkait keuangan mereka:
Baca Juga: Welcome 2021, Cek Peruntungan Karir dan Keuanganmu di Tahun Ini
1. Sulit merealisasikan tujuan jangka panjang
Sulit merealisasikan tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah
Tidak semua Generasi Z hanya memikirkan kesenangan semata di masa sekarang. Banyak pula yang punya tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah.
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harganya bikin geleng-geleng kepala. Naik setiap tahun, melebihi inflasi. Harga rumah makin sulit dijangkau Generasi Z, terutama mereka yang bergaji pas-pasan.
Walaupun harus menabung bertahun-tahun, harga rumah tetap mahal. Termasuk memangkas anggaran hiburan dan keinginan lain.
Sebagai contoh, gaji Rp 5 juta. Kalau 20 persennya saja disisihkan untuk tabungan rumah, berarti Rp 1 juta. Sementara harga rumah subsidi sekitar Rp 200 juta.
Artinya butuh waktu 16 tahun lebih untuk mengumpulkan uang Rp 200 juta. Sementara harga rumah saban tahun selalu naik, sehingga tetap tidak terkejar.
Sebagai saran tetap fokus menabung dengan porsi tersebut. Menabung untuk DP rumah dalam jangka 5 tahun misalnya.
Selebihnya mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk menutup kekurangan uang. Kamu tinggal membayar cicilan KPR setiap bulan sesuai kemampuan.
2. Selalu merasa kekurangan
Selalu merasa kekurangan
Berapapun besarnya gaji yang diterima setiap bulan, Generasi Z selalu merasa kekurangan. Hal ini tidak terlepas karena gengsi.
Ditambah gaya hidup yang tinggi sehingga ingin tampil lebih, meskipun melampaui batas finansialnya. Pantas saja bila Generasi Z kerap mengeluh tidak punya uang.
Itu karena mereka konsumtif atau boros. Bukan lantaran gaji atau penghasilan mereka pas-pasan. Jadinya lebih besar pasak daripada tiang. Atau lebih tinggi pengeluaran dibanding pendapatannya, sehingga selalu merasa kekurangan.
Sebaiknya untuk mengatasi persoalan ini, kamu perlu mengerem gaya hidup konsumtifmu. Mulailah berhemat. Memangkas pengeluaran tidak penting, dan dialihkan untuk tabungan, dana darurat, atau investasi.
3. Terlalu banyak yang diinginkan
Terlalu banyak yang diinginkan
Tidak sedikit anak muda susah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Padahal keinginan sudah jelas-jelas, adalah sesuatu yang tidak terlalu mendesak sifatnya.
Jadi sebaiknya dikesampingkan, dan prioritaskan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan utama. Sayangnya Generasi Z terlalu banyak mau. Banyak yang diinginkan, tanpa melihat kondisi finansialnya.
Semua ingin diwujudkan. Walhasil bujet untuk kebutuhan dipakai untuk memenuhi keinginan. Hal ini yang bisa membuat keuangan mereka kacau balau.
Untuk itu, mulai kenali mana kebutuhan, mana keinginan. Kalau punya keinginan, fokus saja pada satu keinginan terlebih dahulu. Baru keinginan berikutnya asalkan benar-benar dibutuhkan.
Baca Juga: Sambut 2021: Ini Cara Wujudkan Resolusi Keuangan!
4. Sulit mencapai kestabilan finansial
Sulit mencapai kestabilan finansial
Generasi Z sulit mencapai kestabilan finansial. Belum atau tidak tahu ke mana gaji atau penghasilan dialokasikan.
Bahkan mereka juga tidak tahu berapa banyak uang yang dihasilkan maupun yang dihabiskan setiap bulan karena tidak menghitungnya atau tidak punya perencanaan keuangan yang matang.
Mulai dari sekarang, coba lebih peduli terhadap kondisi finansial. Buatlah daftar pemasukan dan pengeluaran setiap bulan.
Selain itu, sisihkan gaji untuk pos tabungan, dana darurat, investasi, dan asuransi. Ini yang sangat kamu perlukan agar keuanganmu stabil dan terjamin di masa depan.
5. Tersaingi kondisi finansial orang lain yang lebih baik
Tersaingi kondisi finansial orang lain yang lebih baik
Siapapun ingin punya keuangan yang mapan. Bila kondisi finansial orang lain, termasuk teman-temanmu lebih baik, tidak perlu baper.
Cari tahu mengapa mereka memiliki keuangan yang oke. Apakah karena mereka mampu hidup hemat, punya penghasilan tambahan, atau justru kamu yang salah dalam mengatur keuangan selama ini.
Fokus saja menata keuanganmu. Tidak usah sibuk mengurusi keuangan orang lain. Yang baik dicontoh, yang buruk dibuang jauh-jauh.
Cerdaslah dalam Mengatur Keuangan
Kondisi keuangan akan tetap sehat bila kamu cerdas dalam mengatur keuangan. Selain itu, hidup hemat menjadi kunci agar tidak ada ancaman bagi finansialmu.
Jika berhemat sudah kamu lakukan, tetapi belum cukup untuk mencapai tujuan keuanganmu, cari penghasilan tambahan. Dan belajar memulai investasi agar menghasilkan pundi-pundi uang lebih banyak.
Baca Juga: Tips Ampuh agar Resolusi 2021 Kamu Jadi Nyata, Dijamin Bukan Kaleng-kaleng