Rabu 06 Jan 2021 09:05 WIB

Iran Ancam Tindak Keras Israel

Tel Aviv menyebut tidak akan mengizinkan Teheran mengembangkan senjata nuklir

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Para teknisi sedang bekerja di pusat pemrosesan uranium di Iran.
Foto: reuters
Para teknisi sedang bekerja di pusat pemrosesan uranium di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengatakan akan memberikan tanggapan yang tegas untuk setiap langkah penentangan Israel, Selasa (5/1). Ancaman ini muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Tel Aviv tidak akan mengizinkan Teheran mengembangkan senjata nuklir.

"Rezim ini (Israel) harus menyadari bahwa setiap agresi terhadap kepentingan dan keamanan Iran dari sisi mana pun dan dengan cara apa pun, apakah (Israel) mengakui atau menyangkal tanggung jawab, akan menghadapi tanggapan yang tegas dari Iran melawan rezim ini," ujar pejabat keamanan yang dikutip oleh kantor berita di Iran Nour News/dan secara luas dimuat oleh kantor berita dan media pemerintah Iran.  

Baca Juga

Sehari sebelumnya, Iran telah melanjutkan pengayaan uranium 20 persen di fasilitas nuklir. Keputusan tersebut adalah upaya terbaru dari beberapa pelanggaran Iran atas perjanjian nuklir 2015 dengan kekuatan dunia.

Netanyahu mengatakan langkah itu ditujukan untuk mengembangkan senjata nuklir dan Israel tidak akan pernah mengizinkan Teheran membangunnya. Iran mengatakan tidak pernah mencari senjata nuklir.

Secara terpisah, Iran pada Selasa memberikan rincian lebih lanjut tentang keputusan pengayaan. Pihaknya mengatakan memiliki kapasitas untuk memproduksi hingga sembilan kilogram uranium yang diperkaya 20 persen per bulan. "Saat ini, kami memproduksi 17 hingga 20 gram 20 persen uranium setiap jam," kata kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi.

"Kami memiliki kapasitas produksi bulanan delapan hingga sembilan kilogram untuk mencapai 120 kilogram yang ditetapkan undang-undang," kata Ali Akbar Salehi.

Keputusan itu disebutkan dalam undang-undang yang disahkan oleh parlemen Iran bulan lalu sebagai tanggapan atas pembunuhan ilmuwan nuklir top negara itu. Serangan tersebut dituduhkan kepada Israel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement