REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Devy Firmansyah mengatakan, puing logam berukuran besar yang ditemukan di Teluk Ranggau, Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah merupakan bagian dari badan roket China yang meledak April 2020. Pada badan serpihan tersebut, terdapat logo dan tulisan China National Space Administration (CNSA).
"Berdasarkan hasil temuan di lapangan, di bagian badan serpihan benda tersebut terdapat logo dan tulisan CNSA (China National Space Administration), yaitu Badan Antariksa Nasional Republik Rakyat Tiongkok yang bertanggung jawab untuk program ruang angkasa," ujar Devy dalam keterangannya, Rabu (6/1).
Menurut Devy, berdasarkan penelusuran pada pemberitaan media daring pada 10 April 2020, roket China tersebut meledak di langit dan gagal mengorbitkan Satelit Palapa-N1. Ia memperkirakan serpihan roket China itu jatuh diperairan Laut Jawa dan terbawa ombak terdampar di Teluk Ranggau, Desa Sei Cabang Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar.
Sementara life jacket yang juga ditemukan di perairan yang sama bukan bagian dari roket China. "Adapun temuan kedua, yaitu benda yang ditemukan terpisah kurang lebih 500 meter dari serpihan adalah setelan pelindung termal (insulated immersion and thermal protective suits) dan life jacket milik Kapal MV Yuan Wang Hai-Panama," kata Devy.
Namun, kata Devy, berdasarkan hasil tracking oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kapal MV Yuan Wang Hai-Panama berlayar dari Australia menuju Vietnam melewati Laut Jawa dan akan tiba di Vietnam pada 16 Januari 2021. Karena itu, ia mengatakan, life jacket tersebut diperkirakan jatuh di laut atau dibuang oleh penumpang Kapal MV Yuan Wang Hai-Panama kemudian terbawa arus ombak dan terdampar di pesisir pantai Teluk Ranggau.
Untuk kepastian tentang serpihan benda yang menyerupai badan pesawat, Polres Kotawaringin Barat masih menunggu kedatangan tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Pangkalan Bun pada hari ini, Rabu (6/1). Rencananya, tim akan melakukan pemeriksaan sampel serpihan dan dilanjutkan dengan Zoom Meeting dengan LAPAN.
"Selasa tanggal 5 Januari 2021, sekitar pukul 19.15 WIB, telah tiba team gabungan yang berangkat dengan menggunakan speed boat Pos AL, dengan membawa barang serpihan benda yang diduga serpihan pesawat. Saat ini serpihan material dan beberapa temuan di TKP diamankan di Pos AL Kumai menunggu kedatangan team KNKT," kata Devy.