Rabu 06 Jan 2021 11:48 WIB

Pendapatan Pariwisata Mesir Turun 4 Miliar Dolar

Mesir mulai fokus untuk memberikan tujuan wisata yang aman di tengah pandemi

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Komplek wisata Sphinx kosong di Piramida Giza, Mesir
Foto: AP
Komplek wisata Sphinx kosong di Piramida Giza, Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Pendapatan pariwisata Mesir merosot menjadi sekitar 4 miliar dolar Amerika pada tahun 2020. Jumlah itu turun dari 13 miliar dolar Amerika pada tahun sebelumnya, di tengah pandemi global yang merusak sektor di seluruh dunia. Menteri Pariwisata dan Purbakala Khaled Al-Anani mengatakan fokus negara telah bergeser bukan dari jumlah pengunjung saja, melainkan tujuan pariwisata yang aman di tengah pandemi.

“Kami menyaksikan tahun yang luar biasa di tahun 2019 dalam hal jumlah dan pendapatan dan di dua bulan pertama tahun 2020, 8 persen lebih tinggi dalam jumlah dan pendapatan dengan 2,4 juta wisatawan mengunjungi negara pada saat itu,” kata Al-Anani, dilansir Arab News, Rabu (6/1).

Sekarang tujuannya kata dia tidak mengukur jumlah wisatawan, tetapi membuat Mesir menjadi tujuan wisata yang aman di tengah virus corona. Mesir mulai menutup hotel-hotel pada Maret ketika wabah dimulai, tetapi membukanya kembali setelah sekitar dua bulan dengan kapasitas 25 persen kemudian menjadi 50 persen.

“Kami bekerja untuk membangun reputasi turis dan mendorong turis untuk berkunjung setelah krisis berakhir. Jumlah hotel yang sudah mendapat izin beroperasi sesuai aturan baru pasca pandemi sekitar 700 dari total 1.200 hotel,” ujar dia.

Mesir membuka kembali bandaranya untuk penerbangan komersial internasional pada awal Juli lalu. “Tingkat hunian pariwisata asing di hotel kami saat ini rata-rata antara 10 hingga 15 persen,” ucap dia.

Lebih lanjut, dia menyebut Federasi Kamar Pariwisata Mesir diharapkan menandatangani kontrak dengan perusahaan asing dalam waktu sepekan untuk menyusun strategi pariwisata yang mencakup semua tujuan dan pasar. Rencananya ini akan selesai pada Mei.

Jumlah wisatawan terbesar yang dicatat Mesir terjadi pada tahun 2010, sebelum pemberontakan pada Januari 2011 yang menggulingkan Hosni Mubarak. Saat itu, Mesir memiliki 14,7 juta pengunjung dan pendapatannya mencapai 12,5 miliar dolar Amerika. Al-Anani mengatakan Mesir akan mengumumkan dua penemuan arkeologi selama Januari serta kontrak untuk mengoperasikan museum baru yang akan dibuka pada paruh kedua tahun 2021.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement