Rabu 06 Jan 2021 12:27 WIB

Satgas Ajak Warga Bijak Pilih Informasi Dukung Vaksinasi

Masyarakat diminta tetap menjaga diri dan tidak lengah selama masa pandemi Covid-19.

 Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meluruskan sejumlah berita yang menjurus kearah misinformasi dan disinformasi yang beredar. Salah satunya berita yang berkembang bahwa negara Italia menduga Covid-19 bukanlah virus, melainkan bakteri.
Foto: Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meluruskan sejumlah berita yang menjurus kearah misinformasi dan disinformasi yang beredar. Salah satunya berita yang berkembang bahwa negara Italia menduga Covid-19 bukanlah virus, melainkan bakteri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satgas Penanganan Covid-19 meluruskan sejumlah berita yang menjurus kearah misinformasi dan disinformasi yang beredar. Salah satunya berita yang berkembang bahwa negara Italia menduga Covid-19 bukanlah virus, melainkan bakteri. 

Hal seperti ini berkembang sejalan juga dengan tahapan program vaksinasi yang sedang dilakukan pemerintah. "Perlu dipahami, bahwa berita tersebut adalah hoax atau tidak benar," tegas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/1). 

Ia menjelaskan, bahwa Severe Acute Respiratory Syndrome  Corona Virus - 2 (Sars Cov-2), yang lebih dikenal dengan virus Corona adalah jenis baru dari Corona Virus. Virus ini menular dari manusia ke manusia. Untuk itu masyarakat perlu bijak dalam mengolah dan menerima informasi yang diterimanya. Serta berpartisipasi dalam menyebarkan informasi yang benar pada orang-orang terdekat yang bisa dipercaya sumbernya. 

Untuk itu masyarakat diminta tetap menjaga diri dan tidak lengah selama masa pandemi Covid-19.  Dan lemerintah pun saat ini sedang bekerja keras mempersiapkan program vaksinasi Covid-19. 

"Vaksin akan lebih efektif melindungi masyarakat saat vaksinasi dilakukan pada kondisi yang lebih terkendali dimana laju penularan rendah. Daripada vaksinasi saat laju penularannya tinggi. Karena peluang tidak tercapainya kekebalan komunitas (herd immunity) akan semakin besar apabila laju penularannya tinggi," kata Wiku.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement