REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan properti Colliers International menyatakan kondisi properti perkantoran di berbagai kota besar di Indonesia seperti di kawasan Jabodetabek dan kota Surabaya mengalami persoalan serius yaitu kelebihan pasokan. Sebaliknya, tingkat hunian terus mengalami penurunan.
"Problem utama sektor perkantoran adalah masih terjadi oversupply yang masih serius," kata Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto dalam paparan properti secara virtual di Jakarta, Rabu (6/1).
Menurut Ferry, permasalahan kelebihan pasokan tidak hanya pada terjadi pada 2020. Persoalan ini sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Ia memaparkan untuk pasok CBD (sentrabisnis) di Jakarta pada 2020 ada empat gedung baru yang beroperasi secara bersamaan pada kuartal I 2020. Sehingga total pasok kumulatif menjadi 6,87 juta meter persegi dengan pertumbuhan 3,2 persen year on year (yoy).
"Setelah itu tidak ada lagi tambahan pasok baru hingga penghujung 2020," kata Ferry.
Sedangkan di luar CBD Jakarta, lanjutnya, ada tiga gedung baru yang mulai beroperasi. Sehingga total pasok kumulatif sebesar 3,58 juta meter persegi dengan pertumbuhan 2,4 persen yoy.
Di tengah pasokan yang bertambah, kata dia, tingkat hunian diperkirakan terus menurun termasuk pada tahun 2021. Diperkirakan tingkat hunian baru membaik pada 2023.