REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah anda tidur, namun ketika bangun merasa sakit kepala? Padahal, tidur dianggap sebagai aktivitas yang menyehatkan tubuh.
Tidur yang cukup memang menjadi salah satu faktor penting untuk menjaga kesehatan. Namun, tidur berlebihan, termasuk tidur di pagi hari, bisa membuat sakit kepala atau migrain.
Bahkan, tidur berlebihan adalah pemicu utama migrain. Meskipun sakit kepala ini bisa timbul karena sejumlah faktor, akan tetapi sering kali disebabkan terlalu banyak tidur.
"Kita tahu ambang batas tidur, bila berlebihan pasti sakit kepala sepanjang hari," kata Ahli Tidur Dr Elton dilansir laman popsugar, Rabu (6/1).
Ia menjelaskan, serotonin berperan dalam gangguan mood, seperti kecemasan dan depresi, yang dapat memengaruhi kebiasaan tidur bahkan menyebabkan seseorang mudah tidur. Sayangnya, tidur berlebihan dapat mengganggu kadar serotonin bersama dengan beberapa neurotransmiter lain di otak. Inilah salah satu alasan terjadinya sakit kepala jika lebih banyak tidur pagi.
Ahli Saraf dari Hudson Medical and Wellness, New York City, Thomas Pitts, MD, juga mengatakan, tidur dapat membuat tubuh kehilangan makanan dan air untuk waktu yang lebih lama. Hal itu juga dapat menyebabkan sakit kepala.
"Tidur berlebihan menjadi masalah besar karena dapat mengubah kadar serotonin dan mengganggu ritme sirkadian," jelas Pitts.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa sesekali bermalas-malasan dengan tidur akan menyebabkan migrain secara langsung. Pada dasarnya, terlalu banyak tidur yang dilakukan dengan rutin yang bisa menyebabkan pusing.
“Karena tidur memicu sakit kepala melalui berbagai mekanisme, itu sangat tergantung pada pasien individu dan situasi spesifik mereka,” tambah Pitts.
Untuk mencegahnya, pastikan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup. Pitts merekomendasikan untuk menemui ahli saraf terlebih dahulu yang dapat membantu mengidentifikasi penyebab seseorang terlalu banyak tidur.
Selain itu, atur jadwal tidur dan konsisten melakukannya. Pasien sakit kepala sangat membutuhkan tidur yang konsisten, jadi mereka membutuhkan waktu tidur dan bangun yang teratur.
Jika kesulitan memperbaiki pola tidur, melatonin dosis rendah dapat membantu dalam mengatur ulang jadwal tidur. Namun, penggunaannya perlu didiskusikan dengan dokter terlebih dahulu.