REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya, menemukan beberapa orang warga yang menyandang masalah sosial. Beberapa warga yang disebut Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) tersebut kini sudah dirawat di Balai Rehabilitasi Sosial di Bekasi.
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat mengatakan, Mensos Risma meminta langsung penanganan bagi PPKS tak hanya atas dasar belas kasihan. Melainkan, mendorong kemandirian untuk jangka panjang.
Sejak hari pertama bertugas sebagai Menteri Sosial, Risma langsung ‘tancap’ gas bertemu blusukan ke warga PPKS di bilangan Kantor Kementerian Sosial RI di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Saat itu, Mensos berjalan kaki dan menyusuri lorong-lorong dan gang sempit dan kolong jembatan.
Blusukan Mensos Risma ini untuk menyapa PPKS, seperti pemulung, penjual tisu dan masker, gelandangan dan pengemis, serta anak-anak penyandang disabilitas. Ada dua orang PPKS, yang kini telah dirujuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) “Pangudi Luhur” Bekasi.
"Mereka kini mendapatkan berbagai penanganan, termasuk mendapatkan peningkatan dan penguatan keterampilan serta motivasi agar mereka bisa meningkatkan kesejahteraan di masa depan," katanya dalam keterangan pers Kemensos, Rabu (6/1).
Hal yang sama saat Mensos menemui warga penyandang PPKS di beberapa kawasan Jakarta, Selasa (5/1). Warga yang pertama ditemui ibu Asmani, seorang penjual jas hujan dan masker di fly over Mampang. Lalu Pak Mulyana, pemulung asal Subang, Jawa Barat di Jalan Saharjo. Kepada Mensos Risma, Mulyana mengaku sudah tinggal di Jakarta selama lima tahun.
Keduanya, lanjut Harry, ibu Asmani dan pak Mulyanan diminta Mensos Risma kesediaan mereka untuk mendapatkan pelayanan sosial. Keduanya pun kooperatif dan menyambut baik ide Mensos ini.
Mereka menurut dan bersedia langsung di-assessment awal di BRSEGP “Pangudi Luhur”, Bekasi. "Assessment termasuk mendapatkan pengecekan kesehatan sesuai protokol Covid-19, rapid test antibodi," terangnya.
Tahap selanjutnya mereka akan mendapat penanganan sementara sebelum kembali ke tengah masyarakat dan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah. Selama di Balai, Mulyana cukup kooperatif dan menunjukkan semangat untuk belajar keterampilan yang diberikan instruktur, seperti cara-cara untuk pembuatan pupuk kompos.
Dia mengatakan, warga penyandang PPKS ini juga, diarahkan untuk mengasah keterampilan yang tersedia seperti beternak ikan lele, potong rambut ataupun montir mobil. Sedangkan, untuk Ibu Asmani masih perlu motivasi dan adaptasi untuk tinggal dan belajar keterampilan di balai.