REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sejak akhir 2020 lalu, kasus Covid 19 di Kabupaten Cilacap belakangan mengalami lonjakan. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya lonjakan, antara lain munculnya kembali kluster pesantren. Tidak hanya di satu pesantren, namun di beberapa pesantren.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr Pramesti Giriana Dewi, menyebutkan menyebutkan munculnya kembali klaster pesantren terjadi sejak akhir Desember 2020. Saat itu, sebanyak 101 santri pondok pesantren (ponpes) mahasiswa di Jalan Sumbawa Kecamatan Cilacap Tengah, terpapar Covid 19. "Sebagian besar, merupakan pasien OTG. Hanya seorang yang mengalami gejala sedang, sehingga harus dirawat di rumah sakit," jelasnya, Rabu (6/1).
Dia menyatakan, para santri yang masuk kategori OTG, saat ini masih menjalani karantina. Sebanyak 87 santri menjalani karantina di asrama pesantren dengan pengawasan ketat dari Gugus Tugas Covid 19 Cilacap, sedangkan 13 santri menjalani karantina di Hotel @HOM.
Selain di pesantren mahasiswa, dr Pramesti juga menyebutkan, kluster pesantren juga terjadi di pesantren yang ada di Desa Sikampuh Kecamatan Kroya. "Untuk sementara, di pesantren ini ada 20 santri yang positif Covid 19," jelasnya.
Serupa dengan kondisi santri di pesantren mahasiswa, santri yang terpapar Covid 19 di pesantren Desa Sikampuh ini juga masuk kategori OTG. "Kami sudah pisahkan antara santri yang positif dan negatif. Santri yang positif, menjalani karantina di salah satu pondok yang ada di pesantren tersebut," jelasnya.
Dia menyatakan, seluruh kebutuhan makanan dan obat-obatan para santri selama menjalani isolasi, menjadi tanggung jawab Pemkab Cilacap. "Kami juga selalu memantau kondisi kesehatan mereka dan memandu kegiatan harian seperti olah raga ringan, berjemur, dan kegiatan pendukung lainnya," katanya.
Selain munculnya kembali kluster pesantren, Pramesti menyebutkan, belakangan juga ada sembilan orang anggota kelompok pengajian di Desa Karangjati, Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap yang terjangkit Covid-19. Adanya anggota pengajian yang terpapar ini, diketahui setelah ada seorang anggota pengajian yang mengalami Anosmia. "Setelah dites, ternyata ada sembilan orang yang terpapar," katanya.