REPUBLIKA.CO.ID -- Mesir pada Selasa (5/1) menandatangani perjanjian rekonsiliasi dengan Qatar pada KTT Dewan Kerja Sama Teluk ke-41 di Arab Saudi. Hal itu dikatakan Kementerian Luar Negeri Mesir.
Kementerian tersebut mengatakan negara itu "menghargai setiap upaya tulus yang dilakukan untuk mencapai rekonsiliasi antara negara-negara kuartet Arab (Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain) dan Qatar.”
Perjanjian tersebut akan mengkonsolidasikan tindakan Arab dalam menghadapi tantangan regional, kata kementerian itu, sambil memuji upaya rekonsiliasi antara kuartet Arab dan Qatar, terutama oleh Kuwait. KTT tersebut dihadiri oleh Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun.
Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir pada 2017 memutuskan semua hubungan dengan Qatar karena menuduh Qatar mendukung terorisme dan mencampuri urusan internal mereka. Doha membantah tuduhan itu dan menyuarakan kesiapan dialog untuk mengakhiri kebuntuan.
KTT itu diakhiri dengan penandatanganan perjanjian yang dikenal sebagai deklarasi Al-Ula oleh para pemimpin Teluk. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan dalam pernyataan itu.
Kuwait sebelumnya mengumumkan bahwa Arab Saudi akan membuka wilayah udara dan perbatasan daratnya ke Qatar sebagai langkah pertama untuk mengakhiri krisis diplomatik.