REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw meminta Bareskrim Mabes Polri untuk membantu membongkar jaringan penjualan senjata api ke Papua, yang nantinya berakhir ditangan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Permintaan itu nantinya akan ditindak lanjuti dengan surat mengingat pihaknya mensinyalir pasokan senpi melibatkan banyak pihak diluar Papua. "Anggota Brimob yang ditangkap 2020 lalu di Nabire, hanya sebagai pengantar yang membawa senpi pesanan ke Nabire," kata Waterpauw di Jayapura, Rabu (6/1).
Irjen Pol Waterpauw mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap tersangka termasuk anggota Brimob yang bertugas di kepala Dua, Jakarta, terungkap senpi diterima dari berbagai pihak yang dikenal dari perkumpulan menembak dan itu bukan yang pertama senjata dibawa ke Nabire.
Para tersangka mengakui senjata itu diterima dari para pihak yang tergabung dalam organisasi menembak. Untuk itu, Polda Papua akan meminta Bareskrim untuk menelusuri dan mengungkap kasus tersebut bekerjasama dengan lintas sektor.
Waterpauw mengakui, saat ini Nabire menjadi kota transit penyelundupan senpi dan amunisi sebelum diserahkan ke kelompok kriminal bersenjata (kkb). Dipilinya Nabire diduga karena wilayah itu luas dan terhubung dengan jalan darat kebeberapa kabupaten disekitar sehingga memudahkan kelompok-kelompok tersebut memasok senpi maupun amunisi atau keduanya ke KKB.
Selain membongkar penyelundupan senpi yang melibatkan anggota, juga dibongkar penyelundupan senpi asal Philipina yang masuk ke Indonesia melalui Sanger Talaud, Sulawesi Utara, serta penangkapan terhadap anggota KNPB yang bertugas mencari senpi dan amunisi.