Kamis 07 Jan 2021 01:32 WIB

India Mulai Pemusnahan Unggas Massal Akibat Flu Burung

Unggas di berbagai negara bagian India mati akibat flu burung

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Nur Aini
Ilustrasi flu burung.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi flu burung.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India telah mulai memusnahkan puluhan ribu unggas setelah angsa liar, burung gagak, dan bebek di seluruh negeri dinyatakan positif flu burung.

Pejabat pertama kali mendeteksi jenis H5N8 seminggu yang lalu setelah kawanan burung ditemukan mati di berbagai negara bagian. Pemerintah federal telah mengeluarkan kewaspadaan tinggi, meminta negara bagian untuk mengambil tindakan mendesak untuk mengekang penyebaran virus.

Baca Juga

Meskipun sebagian besar strain berisiko rendah bagi manusia, orang disarankan untuk tidak menyentuh unggas yang mati atau tampak sakit. Peringatan itu muncul saat India terus memerangi pandemi virus corona. Sementara jumlah kasus telah menurun, negara itu juga bersiap untuk meluncurkan program vaksinasi besar-besaran untuk menyuntik ratusan juta unggas dalam beberapa bulan ke depan.

Negara bagian dengan cepat bertindak atas laporan flu burung, mengumumkan pemusnahan unggas dan tindakan lainnya. Toko unggas juga telah ditutup di beberapa kabupaten dan penjualan telur dihentikan. Namun, virus tersebut telah mempengaruhi spesies burung lain.

Di negara bagian utara Himachal Pradesh, sekitar 2.400 burung migran, kebanyakan angsa yang terbang dari Siberia dan Mongolia, ditemukan mati di sekitar danau Pong Dam.

"Peringatan telah dikeluarkan dalam radius 10 km (enam mil) dari bendungan ini. Belum ada gejala flu burung yang ditemukan pada unggas karena tidak ada peternakan unggas di daerah ini," ujar ahli patologi hewan Vikram Singh dilansir di BBC, Rabu (6/1).

Di negara bagian selatan Kerala, sebanyak 12.000 bebek dilaporkan telah mati. Negara bagian tersebut juga telah mengumumkan rencana untuk memusnahkan lebih dari 36.000 burung sesuai pedoman negara bagian.

Di negara bagian tengah Madhya Pradesh, ratusan burung gagak telah dilaporkan mati dalam 10 hari terakhir. Baru-baru ini, bangau dan merpati juga dilaporkan mati.

Di kota Indore, di mana 50 bangkai burung gagak ditemukan, para pejabat mengatakan mereka juga sedang mengamati warga terdekat untuk gejala seperti pilek, batuk, dan demam.

Para pejabat mengatakan bahwa seluruh negara bagian dalam keadaan siaga dan ruang kendali telah dibuat untuk menangani situasi tersebut.

Sementara, negara bagian utara Haryana telah melaporkan kematian ratusan unggas, tidak jelas apakah mereka telah dinyatakan positif flu burung. Gujarat di barat dan Rajasthan di utara adalah dua negara bagian lain yang bersiaga tinggi setelah flu burung terdeteksi pada gagak yang mati dan unggas liar lainnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement