REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mengembangkan proses pembelajaran dan inovasi di perusahaannya untuk menghadapi tantangan zaman yang kian menantang. Salah satu wujudnya adalah mendirikan BUMN Center of Excellence yang terdiri dari learning institute dan research institute.
Menurut Deputi Bidang SDM & Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Alex Denni, learning institute dan research institute ini diwajibkan berdiri permanen baik di setiap BUMN maupun klaster sinergi antar BUMN. "Jadi, bukan sekadar formalitas," ujar Alex dalam siaran persnya, Rabu (6/1).
Turut hadir dalam acara peresmian, Asisten Deputi Bidang SDM & Teknologi Informasi Kementerian BUMN Imam Bustomi, Direktur Human Capital Management Telkom Afriwandi, Direktur SDM dan Hukum Danareksa Muhammad Irwan, Direktur Komersial PFN Suciati Eka, dan Kabid SDM PPA Indra Budi Cahyono.
Telecommunication & Media Institute (TMI) terdiri dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk bersama Perum Produksi Film Negara (PFN), PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), dan PT Danareksa. Selain TMI, secara keseluruhan ada 12 kluster yang didirikan Kementerian BUMN.
Telkom kini berkembang dari telekomunikasi menjadi digital telco terbesar di tanah air, PFN dari produksi konten (film) menjadi pendukung (enabler) produksi konten kreatif dan film melalui IPR Repository, inkubasi bisnis dan sertifikasi profesi di tingkat nasional dan internasional.
Danareksa kini tak hanya transaksi di pasar modal tapi juga sudah menerapkan interkoneksi switching perbankan yang merupakan transformasi baru yang harus dikelola untuk memajukan ekonomi bangsa dan negara. Demikian pula PPA yang tidak lagi terbatas mengelola asset ex BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), tetapi juga asset BUMN serta berkewajiban mengkaji restrukturisasi atau revitalisasi BUMN serta melakukan kegiatan investasi.
"Akselerasi transformasi di BUMN saat menjadi sangat penting disebabkan adanya perubahan yang demikian tinggi dan kompetisi bisnis. Karena itu, dalam Rapim yang dipimpin Pak Menteri BUMN dan seluruh pimpinan, memutuskan BUMN harus punya learning institute dan riset institute yang dedicated," paparnya.
Secara umum, kata dia, ada tiga misi dari TMI, yaitu mempercepat transformasi operasional dan ekosistem bisnis melalui kolaborasi bisnis yang memadai, mempercepat penggunaan teknologi digital secara efektif ke dalam bisnis dengan tepat waktu guna menghasilkan nilai tambah signifikan. Serta, meningkatkan talenta digital yang bekerja dan terlibat di BUMN.
Dari sinergi keempat BUMN tersebut, kata dia, diproyeksikan akan tercipta IT B2B Solution Schools & Labs, Content Creation School & Lab, Business Restructuring School & Lab, Stock Market School & Lab, Digital School & Lab, dan Communication School & Lab.
Alex mengatakan, kehadiran BUMN Center of Excellence seperti TMI diprioritaskan untuk melahirkan world class leader dan talenta unggul. Selain itu, akan ada percepatan praktek manajemen standar global, perluasan kapabilitas digital, serta membangun teknologi spesifik yang dibutuhkan sebuah BUMN agar tetap relevan seiring perkembangan zaman.
"Diharapkan, dari learning center tersebut akan lahir sikap active learning yang cepat membangun inovasi baru. Sementara dari reseach learning akan melahirkan inovasi-inovasi termasuk model bisnis baru yang sesuai tuntutan masyarakat," katanya.
Sementara menurut Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, TMI merupakan wujud kontribusi Telkom dalam mewujudkan bangsa yang lebih sejahtera dan berdaya saing. Melalui riset, inovasi, dan pembelajaran yang dilakukan secara terpadu, TMI berkontribusi kepada pengembangan ekosistem digital yang kuat serta talenta digital berstandar internasional.
“Ini merupakan pekerjaan kita bersama yang kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak yang memiliki visi yang sama untuk TMI, seperti akademisi/universitas, bisnis (BUMN), komunitas, pemerintah, dan penyedia teknologi," katanya.
Menurutnya, bersama-sama kita dapat memperoleh manfaat dari pengembangan inovasi yang dihasilkan, meningkatkan daya saing dan mendorong kinerja perusahaan serta meletakkan fondasi yang kuat. "Selain itu, menjadi penggerak kemandirian teknologi serta pusat inovasi bangsa dalam menjawab tantangan ekonomi digital demi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara ,” kata Ririek.