Kamis 07 Jan 2021 01:21 WIB

Kelompok Usia Paling Rentan Tertular Varian Baru Corona

Varian baru virus corona dari Inggris disebut lebih menular.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona tipe baru penyebab Covid-19 (Ilustrasi). Virus corona yang telah bermutasi ditemukan di Inggris pada Desember.
Foto: CDC via AP
Virus corona tipe baru penyebab Covid-19 (Ilustrasi). Virus corona yang telah bermutasi ditemukan di Inggris pada Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris telah menyebar di Amerika Serikat. Varian B.1.1.7 yang paling baru telah teridentifikasi di New York pada pria yang tidak memiliki riwayat perjalanan. 

Varian tersebut dikatakan lebih dapat ditularkan daripada galur (strain) virus aslinya. Akan tetapi, sampai sekarang virus yang telah bermutasi itu dianggap tidak lebih mematikan atau resisten terhadap vaksin dan pengobatan.

Baca Juga

Di lain sisi, sebuah studi baru menunjukkan siapa yang paling berisiko tertular B.1.1.7. Mereka adalah warga yang berusia di bawah 20 tahun.

Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti di Imperial College London, Inggris dan lainnya. Hasil penelitiannya belum ditinjau oleh sejawat.

Mereka menemukan bahwa masyarakat yang berusia di bawah 20 tahun lebih cenderung membuat persentase kasus B.1.1.7 yang lebih tinggi atau lebih dari itu. Seperti dilansir laman FoxNews, Rabu (6/1), dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai Variant of Concern atau VOC. 

Data yang tersedia menunjukkan pergeseran komposisi usia dari kasus yang dilaporkan, dengan bagian yang lebih besar di bawah usia 20 tahun di antara VOC yang dilaporkan dibandingkan kasus non-VOC. Namun, para peneliti mengatakan bahwa terlalu dini untuk menentukan mekanisme di balik perubahan ini.

Mereka memahami bahwa hal itu bisa saja sebagian dipengaruhi oleh varian yang menyebar bertepatan dengan periode di mana penguncian diberlakukan tetapi sekolah dibuka.

“Penelitian lebih lanjut sedang berlangsung pada sifat spesifik dari setiap perubahan dalam bagaimana virus mempengaruhi kelompok usia ini," kata peneliti.

Tidak seperti virus corona galur lain, B.1.1.7 mungkin lebih mungkin menginfeksi anak-anak, menurut penelitian tersebut. Kesimpulan tersebut menggemakan kekhawatiran yang diungkapkan oleh Profesor Neil Ferguson, seorang ilmuwan di Imperial College London dan seorang penulis studi, pada bulan Desember. 

Saat itu, Ferguson memperingatkan bahwa analisis awal mengisyaratkan bahwa varian baru dari virus penyebab Covid-19 memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak.

"Jika itu benar, maka ini mungkin menjelaskan proporsi yang signifikan, bahkan mungkin sebagian besar, dari peningkatan transmisi yang terlihat," ujarnya.

BACA JUGA: Cek Fakta: Beredar Video Menteri Agama Gus Yaqut Diusir di Riau, Benarkah?

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement