REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film animasi Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba the Movie: Mugen Train sukses besar di Jepang sejak dirilis pada Oktober 2020. Sinema animasi ini menjadi film berpendapatan tertinggi sepanjang masa, juga mencetak sejumlah rekor lain.
Setelah berjaya di Jepang, film Demon Slayer: Mugen Train bakal hadir di bioskop Indonesia mulai 6 Januari 2021. Kisahnya mengadaptasi manga Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba karya Koyoharu Gotōge yang juga telah diubah menjadi serial.
Apa daya tarik sinema ini hingga menjadi film terlaris sepanjang masa di negeri sakura? Bagi penyuka manga yang mengikuti serialnya, tentu karena kehadiran deretan karakter favorit seperti Tanjiro, Nezuko, Zenitsu, dan Inosuke.
Empat sosok demon slayer alias pembasmi iblis itu kini mengalami kejadian menegangkan di sebuah kereta yang melaju. Mereka menumpang kereta tersebut untuk melakoni sebuah misi, dan membantu seorang Flame Hashira bernama Kyōjurō Rengoku.
Selama di perjalanan, mereka mengalami berbagai kejadian aneh yang membuat mereka berhadapan dengan iblis yang licik dan kejam. Iblis bernama Enmu itu memperalat anak-anak tak bersalah untuk membuat para demon slayer lengah.
Terlepas dari kehadiran tokoh-tokoh tersebut, film menyentuh titik rentan manusia, aspek humanisme. Meski bisa dibilang anime ini sangat tragis dan penuh darah, ada kontemplasi yang membuat sukar beranjak dari bangku penonton.
Karakter protagonis maupun antagonis memiliki dialog penuh makna, terkadang memicu perenungan. Eksistensi mereka, baik iblis maupun manusia, mengajak penonton berpikir soal kehidupan. Kadang terbersit syukur, bahagia, sesal, atau duka menyesakkan.
Bahkan untuk penonton yang tidak membaca manga maupun menyimak serialnya, film ini tetap bisa diikuti. Nama-nama tokohnya berlintasan dalam dialog, juga dengan ciri khas penampilan dan kepribadian yang mencolok sehingga mudah dibedakan.
Berbagai cerita sisipan memperkuat pengenalan terhadap para tokoh. Namun, keseluruhan film hanya menyoroti konflik di kereta. Penonton tidak bisa mengharapkan penjelasan plot yang gamblang selain aksi untuk mengenyahkan iblis.
Film berdurasi 117 menit ini diperuntukkan bagi penonton 17 tahun ke atas, karena memuat sejumlah adegan kekerasan dan pembunuhan, yang bisa dibilang cukup sadis. Bagi yang tidak menyukai visualisasi tersebut akan terganggu saat menyimak.
Pada pemutaran terbatas di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Senin (4/1), media dan undangan tidak hanya menyimak film. Ada kompetisi kostum yang diikuti sekitar 30 orang dari komunitas cosplay Jakarta.
Mereka berdandan dan berpakaian seperti tokoh-tokoh dalam cerita dengan sangat meyakinkan. Ada yang menyerupai Tanjiro si tokoh utama, Nezuko yang manis, Zenitsu yang penakut namun kuat, Inosuke si spontan, dan masih banyak lagi.