Rabu 06 Jan 2021 23:10 WIB

BMKG Bogor: Puncak Musim Hujan Januari-Februari

BMKG Kabupaten Bogor memprediksi puncak musim hujan terjadi Januari-Februari 2020.

Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Ruang pengawasan BMKG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA, BOGOR -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memprediksi puncak musim hujan terjadi di bulan Januari-Februari 2021.

"Indonesia khususnya akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini. Makannya kami memprediksi puncak musim penghujan bakal terjadi pada Januari hingga Februari ini," ungkap Forecaster Stasiun Meteorologi Kelas III Citeko, Kabupaten Bogor, Ronald C Wattimena di Bogor, Rabu.

Menurutnya, terjadinya puncak musim hujan pada Januari hingga Februari ini lantaran adanya pergerakan Monsun Asia, atau angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak.

Ia menjelaskan, Monsun Asia biasanya bertiup dalam kurun waktu Oktober hingga April. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan Benua Australia musim panas, sehingga bertekanan rendah, sedangkan Benua Asia lebih dingin, sehingga tekanannya tinggi.

Ronald menyebutkan, potensi bencana hidrometeorologi bisa saja terjadi pada puncak musim penghujan ini. Terlebih pada tahun ini, masih terjadi fenomena cuaca La Nina, yang dapat memicu meningkatnya curah hujan di sekitar wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor.

Berdasarkan hasil pantauan BMKB, anomali iklim La Nina masih terpantau berlangsung di samudera pasifik dgn intensitas level moderat, dan kemungkinan akan melemah pada Mei 2021.

"Saat ini kita sedang memasuki anomali iklim La Nina, dan kemungkinan bakal melemah pada Mei 2021 ini. Makannya kami imbau masyarakat agar senantiasa waspada, terhadap bencana hidrometeorologi," terang Roland.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement