REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik (labfor) terkait penyebab kematian gajah di Kabupaten Aceh Utara.
"Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian gajah di Aceh Utara," kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, di Banda Aceh, Rabu (6/1).
Agus mengatakan tim medis sudah melakukan nekropsi atau autopsi serta mengambil sampel gajah yang dikirim ke laboratorium forensik Mabes Polri. "Pemeriksaan di laboratorium forensik untuk memastikan penyebab kematian gajah tersebut. Dugaan sementara karena parasit" kata Agus.
Sebelumnya, gajah jinak bernama Otto ditemukan mati di Conservation Response Unit (CRU) Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, Ahad (28/12). Otto merupakan gajah jantan jinak yang ditangkap di Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya.
Sebelum kematian gajah tersebut, kata Agus, berdasarkan hasil pantauan pawang sehari sebelumnya, Otto terlihay lemas, kurang nafsu makan dan diare. Mahout atau pawang melakukan komunikasi untuk meminta penanganan medis. Namun, Otto tidak terselamatkan atau mati, kata Agus, menyebutkan.
Kemudian, kata Agus Arianto, tim medis BKSDA dan PKSL Unsyiah melakukan otopsi. Hasil otopsi ditemukan usus menghitam dan mendapatkan manifestasi endoparasite.
"Tim medis mengambil sampel berupa jantung, hati, paru-paru, limpa, usus, feses, dan lidah. Sampel organ gajah ini sudah dikirim ke Labfor Mabes Polri," kata Agus.