REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu menyatakan, ada tambahan 15 kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga jumlah pasien COVID-19 setempat meningkat menjadi 453 orang.
Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Diskominfo Kota Madiun, tambahan 15 kasus baru tersebut terdaftar sebagai kasus ke-439 hingga 453 dengan satu orang di antaranya meninggal dunia yakni kasus ke 452.
"Kasus konfirmasi terus bertambah hingga kini. Begitu juga di Kota Madiun, setidaknya, terdapat tambahan 15 kasus konfirmasi baru pada hari ini, Rabu (6/1)," ujar Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Diskominfo Kota Madiun Noor Aflah dalam keterangannya di Madiun, Rabu malam.
Sesuai data, tambahan tersebut berasal dari Kelurahan Klegen sebanyak empat orang, Kelurahan Kejuron empat orang, Kelurahan Rejomulyo tiga orang dengan satu di antaranya meninggal, dan Kelurahan Kanigoro empat orang.
Ia menjelaskan sesuai hasil pelacakan tim satgas, penularan COVID-19 di Kota Madiun disebabkan karena kontak erat kasus sebelumnya dan klaster keluarga.
Selain tambahan 15 kasus konfirmasi baru dengan satu di antaranya meninggal dunia, Pemkot Madiun juga mencatat satu pasien sembuh pada Rabu (6/1/2021).
Pasien sembuh tercatat nomor 391 berinisial BE (66) berjenis kelamin laki-laki warga Kelurahan Banjarejo. BE terkonfirmasi pada 29 Desember lalu.
Dengan adanya tambahan 15 pasien terkonfirmasi baru dan satu sembuh, maka jumlah pasien COVID-19 di Kota Madiun, hingga Rabu (6/1/2021) mencapai 453 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 333 di antaranya telah sembuh, 84 orang masih dalam perawatan, dan 36 orang meninggal dunia.
Jumlah pasien konfirmasi sebanyak 453 tersebut meningkat sebanyak 15 kasus dari sehari sebelumnya. Saat ini Kota Madiun masuk dalam zona oranye yakni tergolong risiko sedang penyebaran COVID-19 di Jatim dengan tingkat kesembuhan 73,51 persen dan tingkat kematian 7,95 persen.
Pemkot Madiun terus mengajak warganya disiplin menerapkan protokol kesehatan 3 M guna mencegah penyebaran COVID-19 yang masih mengancam.