REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Alquran menjelaskan kisah penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS. Setelah diciptakan, Adam dan Hawa ditempatkan dalam surga-Nya. Dalam bahasa Arab, surga diistilahkan sebagai al-Jannah.
Mungkin, sebagian kalangan akan bertanya-tanya, bilakah ada perbedaan antara surga tempat tinggal leluhur umat manusia itu dan surga tempat kembalinya orang-orang beriman kelak sesudah hari kiamat?
Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan perihal kedua surga itu dalam acara diskusi virtual yang diadakan Nusantara Foundation, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.
Menurut UAH, surga yang dihuni Nabi Adam dan Hawa kala itu berbeda dengan surga yang akan dihuni manusia beriman yang diridhai-Nya kelak.
Mohon dicatat, surga yang dimaksud itu bukan surga yang akan kelak kita masuki, ujar pendiri Quantum Akhyar Institute itu saat menjadi pembicara webinar bertema "Alquran Sebagai Solusi Kehidupan Manusia" yang diikuti Republika.
Keadaan surga yang kelak dimasuki orang-orang yang diridhai-Nya, lanjut UAH, telah dijelaskan dalam Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW. Surga itu tidak pernah terlihat, terdengar, dan bahkan terpikirkan dalam benak manusia sedikit pun. Berbagai kenikmatan dalam surga itu memang disebutkan dalam banyak ayat di Alquran. Namun, bagaimana gambarannya tak pernah terlintas dalam lamunan atau imajinasi orang.
“Dan yang paling menarik (di surga nanti) tidak ada perintah dan larangan lagi. Semua hanya kenikmatan,” ujar dia.
Adapun surga yang dihuni Nabi Adam dan Hawa menjadi tempat pelatihan bagi kedua insan tersebut. Ya, ada ujian di dalamnya. Allah memerintahkan pasangan suami-istri itu agar tidak mendekati pohon tertentu.