REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) meminta tokoh dari unsur pemerintahan maupun masyarakat umum menjadi role model atau contoh yang bisa ditiru dalam penanganan Covid-19. PPNI menyayangkan jika mereka justru melalaikan protokol kesehatan (prokes).
"Para tokoh, pejabat publik harus menjadi contoh peran (role model) dalam bersikap maupun dalam membuat kebijakan. Mereka jangan melanggar 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak)," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah pada Republika.co.id, Rabu (6/1).
Harif menyebut organisasinya melakukan tugas edukasi di seluruh wilayah Tanah Air. PPNI berusaha agar masyarakat menaati prokes demi mencegah penularan Covid-19. Tugas edukasi akan makin mudah jika dibantu para tokoh publik. "Kita harus bersungguh-sungguh mengedukasi masyarakat, semua komponen dan jadikan gerakan nasional sehingga seluruh petugas sampai RT,RW mengedukasi masyarakat tengtang 3M," ujar Harif.
Di sisi lain, Harif mendesak pemerintah memperbaiki upaya penanganan Covid-19. Salah satunya dengan memperkuat testing, tracing, dan treatment (3T). Penguatan 3T dan ketaatan prokes diperlukan walau program vaksinasi Covid-19 segera dimulai. "Pemerintah meningkatkan 3T dan vaksin segera disuntikkan ke masyarakat," ucap Harif.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito membandingkan kasus Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi dengan Singapura dan China yang sudah jauh menurun atau bahkan hampir tidak ada. Dia menyebutkan kasus Covid-19 di kedua negara tersebut menjadi sedikit, atau beberapa wilayahnya bahkan terbebas dari pandemi, karena sirkulasi virus di negara tersebut tersisa sedikit.
Hingga Selasa (5/1), jumlah kasus Covid di Indonesia bertambah 6.753 kasus, berarti total sementaranya mencapai 772 ribu kasus. Adapun total penderita sembuh di angka 639 ribu orang. Sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 22.911 orang.