Kamis 07 Jan 2021 06:53 WIB

Sejarah Hari Ini: Rezim Khmer Merah Digulingkan

Pada 7 Januari 1979 rezim brutal yang dipimpin Pol Pot, Khmer Merah, digulingkan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Bendera Kamboja (Ilustrasi)
Bendera Kamboja (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH - Pada 7 Januari 1979 pasukan Vietnam merebut ibu kota Kamboja, Phnom Penh. Kala itu, rezim brutal yang dipimpin Pol Pot, Khmer Merah, digulingkan.

Dari akar munculnya gerakan radikal terhadap warga Kamboja, Pol Pot mengorganisir Khmer Merah di hutan Kamboja pada 1960-an. Dia menghidupi revolusi Komunis radikal dengan menghapus pengaruh Barat di Kamboja dan membentuk masyarakat agraris semata.

Baca Juga

Melansir laman History, pada 1970 dibantu oleh pasukan Vietnam Utara dan Viet Cong, milisi Khmer Merah memulai pemberontakan besar terhadap pasukan Kamboja. Saat itu Khmer Merah menguasai hampir sepertiga negara. Pada 1973, pengeboman rahasia Amerika serikat (AS) di Kamboja yang dikendalikan oleh Komunis Vietnam memaksa orang Vietnam keluar dari Kamboja. Hal ini menyebabkan kekosongan kekuasaan  yang segera diisi oleh gerakan Khmer Merah.

Pada April 1975, Khmer Merah merebut Phnom Penh yang merupakan ibu kota Kamboja, menggulingkan kaum rezim pro-AS, dan mendirikan pemerintahan baru, Republik Rakyat Kampuchean. Sebagai penguasa baru Kamboja, Pol Pot mulai mengubah negara menjadi visinya tentang utopia agraria.

Kota-kota dievakuasi, pabrik dan sekolah ditutup, dan mata uang serta properti pribadi dihapuskan. Siapa pun yang dipercaya sebagai intelektual, seperti seseorang yang berbicara bahasa asing, langsung dibunuh. Pekerja terampil juga terbunuh, selain siapa pun yang kedapatan memiliki kacamata, jam tangan, atau teknologi modern lainnya.

Dalam pawai paksa yang diselingi dengan kekejaman dari Khmer Merah, jutaan orang yang gagal melarikan diri dari Kamboja digiring ke pertanian kolektif pedesaan. Antara tahun 1975 dan 1978 diperkirakan dua juta orang Kamboja tewas karena eksekusi, kerja paksa, dan kelaparan dari rezim Khmer Merah.

Pada 1978, pasukan Vietnam kemudian menginvasi Kamboja sehingga merebut Phnom Penh pada awal 1979. Sebuah pemerintahan Komunis yang moderat didirikan dan Pol Pot serta Khmer Merah mundur kembali ke hutan.

Pada 1985, Pol Pot secara resmi pensiun tetapi tetap menjadi kepala efektif Khmer Merah, yang melanjutkan aksi gerilya melawan pemerintah di Phnom Penh. Pada 1997 dia diadili oleh organisasi tersebut setelah perebutan kekuasaan internal menggulingkannya dari posisi kepemimpinannya.

Dihukum penjara seumur hidup oleh "pengadilan rakyat", Pol Pot kemudian menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa "Hati nurani saya bersih". Banyak komunitas internasional berharap para penculiknya akan mengekstradisi dia untuk diadili atas kejahatannya terhadap kemanusiaan. Akan tetapi dia meninggal karena sebab-sebab yang wajar saat menjalani tahanan rumah pada 1998.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement