REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro menegaskan kembali dirinya sebagai sekutu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tanpa memberikan bukti, ia mengeklaim pemilihan presiden AS pada November tahun lalu diwarnai kecurangan.
Pendukung Trump menerobos masuk dan merusak Gedung Kongres pada Rabu (6/1). Bolsonaro yang berasal dari sayap kanan adalah pemimpin dunia terakhir yang mengakui kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.
Bolsonaro mengatakan ia mengikuti berita tentang penyerbuan pendukung Trump di Capitol Hill yang ingin mengubah hasil pemilu yang sah dan demokratis. Penerobosan ini membuat anggota parlemen terpaksa dievakuasi dan Kongres menunda sidang yang meresmikan kemenangan Biden.
Wartawan bertanya mengenai situasi di Washington pada Bolsonaro. Mantan kapten tentara itu mengatakan ia mengikuti berita yang terjadi di Capitol Hill. "Anda tahu saya terhubung dengan Trump, kan? Jadi Anda sudah tahu jawaban saya," katanya, Kamis (7/1).
"Ada banyak laporan mengenai kecurangan, banyak laporan kecurangan," kata Bolsonaro dalam video yang diunggah di media sosial tanpa memberikan bukti.
Dalam kesempatan itu Bolsonaro mengulang kembali keluhan tanpa dasar pemilihannya sendiri 2018 lalu. Ia mengatakan pemilihan tersebut diwarnai kecurangan dan seharusnya ia menang tanpa melalui putaran kedua.
Kekalahan Trump akan menjadi pukulan keras bagi Bolsonaro yang ingin mempererat hubungan dengan AS. Kemenangan Biden tampaknya akan mengisolasi Brasil dari panggung internasional dan menekan Bolsonaro untuk mengatasi masalah lingkungan dan hak asasi manusia.