Kamis 07 Jan 2021 13:57 WIB

Rekonsiliasi Teluk Putus Hubungan Turki - Ikhwanul Muslimin?

Bagaimana hubungan Ikhwanul Muslimin-Turki pasca Rekonsiliasi Teluk?

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Rekonsiliasi Teluk Putus Hubungan Turki - Ikhwanul Muslimin?. Foto: Logo ikhwanul muslimin
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
Rekonsiliasi Teluk Putus Hubungan Turki - Ikhwanul Muslimin?. Foto: Logo ikhwanul muslimin

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Ketika Arab Saudi membunuh jurnalis Jamal Khashoggi di konsulatnya, Istanbul, beberapa tahun lalu, sejatinya adalah sinyal bagi para pengkritik kerajaan yang mayoritasnya berasal dari Ikhwanul Muslimin (IM) tidak akan aman meskipun berada di Turki. Namun setelah Rekonsiliasi Teluk dilakukan, apakah hubungan Turki bisa putus dengan IM?

Dilansir di Yetkin Report, Kamis (7/1), terdapat sedikit fakta yang diketahui atau dibahas di publik Turki. Yakni menyusul kegagalan pemberontakan Arab maka Turki tidak hanya membuka pintunya bagi pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang, namun juga menjadi tempat berlindung yang aman bagi para pengkritik Pemerintah Arab yang kebanyakan anggota Ikhwanul Muslimin.

Baca Juga

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa menutup mata terhadap kegiatan mereka, membiarkan mereka mendirikan pusat televisi, misalnya untuk menyiarkan propaganda anti-rezim. Tapi apa yang dilihat sebagai pembangkang, orang lain melihatnya sebagai teroris.

Ikhwanul Muslimin dipandang sebagai organisasi teroris oleh negara-negara seperti Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA). Sama seperti reaksi Turki terhadap negara-negara yang menyimpan anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang dan mereka yang mengizinkan siaran Roj TV, Mesir juga menunjukkan reaksi serupa.