Kamis 07 Jan 2021 14:17 WIB

Diversivikasi Pangan, Pemkab Sukabumi Maksimalkan Ubi Kayu

Ubi dapat menjadi bahan makanan sebagai alternatif mie yang menggunakan bahan gandum

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Pengembangan pangan lokal menjadi salah satu program yang sedang digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya diversifikasi pangan di tengah Pandemi Covid 19. Beberapa jenis komoditas pangan lokal menjadi andalan untuk dikembangkan saat ini seperti ubi kayu, ubijalar, talas, ganyong, porang, sagu dan lainnya.
Foto: istimewa
Pengembangan pangan lokal menjadi salah satu program yang sedang digaungkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya diversifikasi pangan di tengah Pandemi Covid 19. Beberapa jenis komoditas pangan lokal menjadi andalan untuk dikembangkan saat ini seperti ubi kayu, ubijalar, talas, ganyong, porang, sagu dan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pemerintah Kabupaten Sukabumi akan mengoptimalkan potensi pertanian ubi kayu. Sebab wilayah ini mempunyai potensi yang besar karena banyak terdapat lahan yang bisa dioptimalkan. "Saat ini kami berupaya mengembangkan ubi kayu karena bisa diolah jadi beras," ujar Sudrajat.

Terlebih ada investor yang akan membuat pabrik namun dengan syarat ada ketersediaan lahan seluas 50 ribu hektare. Rencananya sebagian besar ubi kayu akan dibuat beras dan akan dilakukan kerjasama dengan pengusaha. Nantinya sebagian perkebunan dan kehutanan akan digunakan pengembangan ubi kayu.

Sebab lanjut Sudrajat, di semua wilayah Sukabumi memiliki potensi pengembangan ubi kayu. Harapannya pengembangan ubi kayu bisa menjadikan Sukabumi menerapkan diversivikasi pangan.

Sebelumnya, potensi diversifikasi pangan sumber karbohidrat selain nasi di Indonesia cukup besar. Salah satunya yang paling menonjol adalah ubi jalar. "Potensi diversifikasi pangan sumber karbohidrat yang jadi andalan adalah Ubi Jalar karena tanaman asli Indonesia yang memiliki keunggulan-keunggulan," ujar Ketua Asosiasi Agrobisnis Petani Ubi Jalar Indonesia (Asapuji) Ahmed Joe Hara. Di antaranga mudah dibudidayakan dan tidak memerlukan high maintenance.

Selain itu kata Ahmed, hasil panen tinggi di atas 10 ton per hektare dan masa tanam relatif singkat 120 hari sama dengan padi. Kelebihan lainnya tidak mengkonsumsi banyak air dan tidak memerlukan irigasi teknis serta fleksibilitas tinggi dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga dataran tinggi 50 mdpl – 800 mdpl.

Oleh karena itu lanjut Ahmed, ubi jalar merupakan tanaman yang sangat siap dan paling dekat dengan diversifikasi karbohidrat pengganti beras. Bahkan ubi jalar memiliki keunggulan yang lebih tinggi daripada beras yaitu dengan adanya vitamin lengkap dalam setiap satuan berat konsumsi.

Disamping itu sambung Ahmed, Ubi Jalar dapat dibuat menjadi berbagai produk olahan dan produk setengah jadi sebagai bahan baku industri lanjutan. Misalnya pati (starch) Ubi Jalar adalah bahan baku utama Dang Myun atau bihun Ubi atau Sweet Potato Glass Noodle.

Bihun Ubi saat ini telah menjadi makanan yang secara langsung dapat menjadi alternatif konsumsi mie (noodles) yang berbahan baku gandum. Produk olahan lainnya berbentuk pasta (getuk) Ubi Jalar selain dapat dikonsumsi langsung juga dapat menjadi bahan baku pengisi (filler) tepung pada industri biskuit, cookies, kue-kue lebaran dan saos (kecthup) sebagai penyedap makanan.n riga nurul iman

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement