REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser, memperpanjang keadaan darurat publik selama 15 hari ke depan. Langkah itu dilakukan setelah kerusuhan dari pendukung Trump terjadi di Capitol, AS.
Berdasarkan informasi, perintah dari Wali Kota Bowser akan berlaku sampai sehari setelah pelantikan presiden terpilih Joe Biden.
"Hari ini, protes Amandemen Pertama berubah menjadi kekerasan. Banyak orang datang ke Distrik dengan membawa senjata dan dengan tujuan untuk terlibat dalam kekerasan dan perusakan. Mereka telah menembakkan bahan kimia yang mengiritasi, batu bata, botol, dan senjata," ujar Wali Kota Bowser dikutip The Independent, Kamis (7/1).
Menurutnya, para perusuh itu telah melanggar keamanan Capitol dengan melakukan kerusuhan dan perusakan yang berpotensi menyebar ke luar Capitol. Ia menilai motivasi dan tuntutan mereka masih terus berlanjut. "Hari ini, mereka berusaha mengganggu proses Kongres yang berkaitan dengan penerimaan suara electoral college," tambah dia.
Secara terpisah, Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, ia kan mengirim pasukan selama dua pekan untuk membantu transisi kekuasaan presiden secara damai. Menurutnya, hal itu juga atas permintaan dari pejabat Garda Nasional Amerika Serikat.
"Saya mengerahkan 1.000 anggota Garda Nasional New York ke Washington, DC, hingga dua pekan untuk membantu dan memfasilitasi transisi damai kekuasaan presiden," kata Gubernur Cuomo dalam sebuah pernyataan.
Namun, dia meyakinkan warga bahwa hal itu tidak akan mengganggu upaya pemerintah negara bagian untuk menahan virus Corona. Selama 244 tahun, lanjutnya, landasan demokrasi AS adalah transfer kekuasaan secara damai. Sehingga, New York ia sebut akan selalu siap membantu dan memastikan keinginan rakyat Amerika dilaksanakan.
Sebelumnya, sekitar 1.100 anggota Garda Nasional Distrik Columbia dimobilisasi untuk mendukung pejabat penegak hukum di kota itu untuk melindungi properti. Pasukan itu, akan bergabung dengan penegakan hukum yang dikirim dari Maryland, Virginia, dan New Jersey, untuk membantu Capitol AS setelah massa pendukung Presiden Trump melanggar batas keamanan gedung.
Menurut laporan New York Times, langkah itu adalah inisiasi dari wakil presiden Mike Pence, dan bukan panglima tertinggi, Trump, yang mengarahkan penempatan Pengawal Nasional DC.