REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT Bio Farma (persero) meningkatkan kemampuan dan memacu kesiapan kapasitas produksi, pengamanan rantai dingin (cold chain), dan distribusi untuk mendukung program vaksinasi covid-19. Hal itu ditekankan Erick saat melakukan kunjungan kerja ke kantor pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1).
"Saya perintahkan Bio Farma yang memiliki peran strategis dalam mendukung program vaksinasi covid-19 untuk terus memperkuat persiapan kapasitas produksi vaksin, penanganan cold chain, dan juga distribusi," ujar Erick.
Erick meminta pelaksanaan vaksinasi harus berjalan lancar dan tanpa hambatan karena seluruh masyarakat Indonesia menaruh harapan tinggi agar program vaksinasi nasional ini berlangsung sukses.
Erick yang didampingi Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir meninjau command center, tempat memonitor data produksi, penyimpanan dan distribusi secara real time berbasis teknologi IoT (internet of things), fasilitas produksi, dan penyimpanan vaksin covid-19 di Bio Farma. Dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) yang dimiliki Holding BUMN Farmasi seperti barcode 2 Dimensi, GPS, sensor suhu ruangan penyimpan vaksin di Bio Farma dan armada distribusi, command center akan menjalankan sistem sensor behaviour yang memantau gerakan armada, kondisi kendaraan, dan personel pengantar vaksin, baik saat pengiriman vaksin mulai Gedung Distribusi Bio Farma secara real time, hingga titik akhir pengantaran ke Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi, Kota dan Kabupaten, atau Fasilitas Kesehatan.
Erick menilai Bio Farma siap memantau pergerakan vaksin yang sudah dikirim ke 34 provinsi. "Saya meminta dengan hormat kepada para kepala daerah untuk menjaga agar vaksin-vaksin yang diterima berada dalam cold storage dengan suhu 2-8 derajat. Jangan sampai ada kegagalan dalam penyimpanan di daerah sehingga kualitas vaksin akan menurun karena penyimpanan tidak sesuai standar," ucap Erick.
Keberadaan pusat komando ini juga berfungsi membaca lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya. Jika termonitor hal di luar standar, sistem akan mengirim peringatan (alert) untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan. Command Center juga dapat memonitor data pengiriman yang siap kirim hingga rasio pengiriman yang terlambat maupun tepat waktu.
“Kita bangga karena Bio Farma sudah meningkatkan kapasitas produksi dari 100 juta dosis menjadi 250 juta dosis tiap tahunnya," lanjut Erick.
Saat ini, ucap Erick, Bio Farma sudah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan POM untuk memproduksi, menyimpan dan mengawasi mutu 100 juta vaksin covid-19.
"Agar makin optimal, kami terus mendorong agar sertifikasi CPOB untuk tambahan kapasitas produksi 150 juta dosis bisa segera didapatkan," ungkap Erick.