REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Peluncuran vaksin Covid-19 di Inggris dibatasi oleh pasokan suntikan, dan pemerintah bekerja sama dengan Pfizer dan AstraZeneca untuk meningkatkan pasokan. Hal itu dikatakan Menteri Kesehatan Matt Hancock pada Kamis (7/1).
"Langkah yang membatasi adalah pasokan vaksin, dan kami bekerja dengan perusahaan, baik Pfizer dan tentu saja AstraZeneca, untuk meningkatkan pasokan," kata Hancock kepada penyiar.
"Produsen melakukan pekerjaan yang brilian, dan mereka mengirimkan sesuai jadwal yang telah disepakati, tetapi jadwal itu adalah jumlah vaksin yang kami miliki, kami berharap untuk mencatat jumlah vaksin yang dikirimkan meningkat," dia menambahkan.
Hancock berbicara setelah vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford diluncurkan untuk para dokter mulai Kamis (7/1), sebagai bagian dari upaya untuk memvaksinasi mereka yang paling rentan dalam enam minggu. Lebih dari 1,3 juta orang di Inggris Raya telah menerima satu suntikan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca atau Pfizer.
Hancock mengatakan, tujuannya adalah agar sebagian besar penghuni panti jompo ditawari suntikan pada akhir Januari, dengan 13 juta orang dalam empat kelompok prioritas teratas dicapai pada pertengahan Februari. Pemerintah harus meningkatkan suntikan menjadi sekitar 2 juta seminggu untuk mencapai targetnya. Kelompok prioritas utama termasuk penghuni panti jompo, lansia, mereka yang secara klinis rentan, serta pekerja kesehatan dan perawatan sosial garis depan.
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa jika peluncuran vaksin berjalan sesuai rencana, langkah-langkah pembatasan baru yang diperkenalkan minggu ini dapat mulai dikurangi pada Februari. Johnson akan menyampaikan pernyataan pers pada Kamis.
Vaksin AstraZeneca pertama kali digunakan di rumah sakit pada Senin (4/1). Vaksin itu tidak memiliki persyaratan harus disimpan dalam suhu sangat rendah seperti yang disyaratkan oleh Pfizer, sehingga membuatnya lebih mudah untuk diluncurkan.