REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pemimpin dunia pada Rabu (6/1) menyatakan keterkejutan mereka ketika para pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerbu Gedung Capitol AS, tempat rapat para anggota Kongres, dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilihan 3 November yang dimenangkan oleh Joe Biden.
Berikut reaksi dari seluruh dunia:
Sekjen PBB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sedih" dengan kejadian di Capitol AS, kata juru bicaranya.
"Dalam keadaan seperti itu, penting bagi para pemimpin politik untuk memberi kesan kepada pengikut mereka akan perlunya menahan diri dari kekerasan, serta untuk menghormati proses demokrasi dan supremasi hukum," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
China
Kedutaan Besar China mengeluarkan peringatan di laman resminya pada hari Rabu, yang memperingatkan warga China untuk memperkuat tindakan pencegahan terkait keamanan, sehubungan dengan "demonstrasi skala besar" di Washington D.C. dan jam malam diumumkan oleh pemerintah setempat.
India
"(Saya) Sedih melihat berita tentang kerusuhan dan kekerasan di Washington DC," kata Perdana Menteri India Narendra Modi dalam sebuah cuitan di Twitter. "Peralihan kekuasaan yang tertib dan damai harus dilanjutkan. Proses demokrasi tidak boleh dibiarkan tumbang melalui protes yang melanggar hukum."
Jepang
"Kami menolak mengomentari gaya politik Presiden Trump karena ini tentang urusan dalam negeri AS," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato kepada wartawan.
"Tapi kami berharap dapat melihat demokrasi di Amerika Serikat mengatasi situasi sulit ini, ketenangan dan harmoni dipulihkan, dan transfer kekuasaan yang damai dan demokratis."
Prancis
"Apa yang terjadi hari ini di Washington DC bukanlah Amerika, itu pasti," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pesan video di yang diunggah di Twitter.
"Kami percaya pada kekuatan demokrasi-demokrasi kami. Kami percaya pada kekuatan demokrasi Amerika," katanya dalam bahasa Inggris.