Jumat 08 Jan 2021 06:09 WIB

Covid-19 Meningkat, Depok akan Tambah Bed di RS Rujukan

Rata-rata di atas 80 persen okupansi RS di Kota Depok

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Gita Amanda
Warga berjalan di depan mural dengan tema COVID-19 di halaman Balai Kota Depok, Depok, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat menyatakan Kota Depok dan Kabupaten Karawang berstatus siaga 1 disebabkan selama sebulan berada di zona merah dalam risiko penularan COVID-19.
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Warga berjalan di depan mural dengan tema COVID-19 di halaman Balai Kota Depok, Depok, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat menyatakan Kota Depok dan Kabupaten Karawang berstatus siaga 1 disebabkan selama sebulan berada di zona merah dalam risiko penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK --Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berencana menambah kapasitas tempat tidur (bed) di rumah sakit (RS) dan lokasi khusus (lokus) isolasi mandiri. Hal tersebut sebagai langkah antisipasi peningkatan keterisian rumah sakit terhadap pasien Covid-19.

"Kami akan berupaya menambah kapasitas tempat tidur di RS. Kami sudah menjajaki kerja sama dengan RS Universitas Indonesia (UI) dan sejumlah RS lain," ujar Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kota Depok, Dadang Wihana dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (7/1).

Dadang mengungkapkan, jumlah keterisian atau okupansi pasien Covid-19 di RS di Kota Depok terus mengalami peningkatan. Bahkan tingkat keterisiannya rata-rata mencapai 80 persen.

Jumlah tersebut sudah melebih batas yang dianjurkan WHO dalam keterisian RS penanganan Covid-19. "Rata-rata di atas 80 persen okupansi RS di Kota Depok," ungkapnya

Menurut Dadang, selain di RS, pihaknya juga bakal mempelajari penambahan bed di lokasi khusus (lokus) isolasi mandiri di Makara UI dan Guest House Pusat Studi Jepang (PSJ) UI. 

"Tidak hanya di lokasi tersebut, kami juga bakal kembali berkoordinasi dengan Wisma Atlet Cilodong agar menjadi lokus isolasi mandiri. Sedang kita jajaki kembali," pungkasnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement